KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Ekonomi Amerika Serikat (AS) masih berpotensi mengalami guncangan, bahkan lebih dari pada sekedar resesi. Peringatan tersebut disampaikan CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon baru-baru ini. Dimon menyampaikan peringatan serius mengenai masa depan ekonomi Amerika Serikat, yang menurutnya berpotensi menghadapi hasil terburuk yang bahkan lebih parah daripada resesi. Dalam pernyataannya pada pertemuan Council of Institutional Investors di New York, Dimon menekankan risiko stagnasi ekonomi.
Baca Juga: Rupiah Menguat Sepekan Didukung Data Ekonomi AS yang Lebih Rendah "Hasil terburuk adalah stagnasi, dan saya tidak mengesampingkan kemungkinan itu," ujar Dimon, Selasa (12/9). Stagnasi ekonomi, atau stagflasi, terjadi ketika pertumbuhan ekonomi melambat, sementara inflasi dan pengangguran meningkat. Kondisi ini terakhir kali dialami AS pada 1970-an, dan menurut Dimon, dampaknya bisa sangat merugikan, termasuk penurunan tabungan pensiun serta anjloknya pasar saham. Meski inflasi pada Agustus tercatat naik 2,5%, lebih rendah dari yang diharapkan, situasi utang federal tetap mengkhawatirkan. Baca Juga: Cerita Potensi Resesi Ekonomi AS Kembali Bergaung, Benarkah Paman Sam di Tepi Jurang? Berdasarkan data, utang nasional AS mencapai US$ 35,3 triliun per 12 September 2024, dengan pembayaran bunga yang dijadwalkan pada Oktober mendatang sudah melampaui anggaran Medicare dan pertahanan nasional.