CEO kawakan ini hobi blogging dan menyetir!



JAKARTA. Sastrawan besar Indonesia Pramoedya Ananta Toer pernah menulis kalimat terkenal ini: “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”

Ungkapan itu boleh jadi menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk terus belajar menulis. Apalagi, saat ini wadah penulisan tidak terbatas pada media konvensional saja.

Dahulu, orang mungkin hanya gemar menulis buku harian pribadi. Lalu, yang agak serius sedikit mungkin akan menulis buah pikirannya di media cetak atau jurnal. Yang lebih serius lagi, mungkin menulis dalam bentuk buku.


Perkembangan dunia internet saat ini memungkinkan orang menyalurkan hasrat menulisnya lewat media-media alternatif. Menulis blog atawa blogging, misalnya, menjadi tren nan hidup beberapa tahun belakangan. Apalagi didukung banyak fasilitas web blogging gratis, seperti blogspot atau wordpress.

Blogging bahkan menghidupkan apa yang dikenal sebagai citizen journalism alias jurnalisme warga. Termutakhir adalah tren blog mini alias microblogging melalui twitter.

Rupanya, pesona dunia tulis menulis ini menarik minat Hasnul Suhaimi. Di tengah kesibukannya yang bejibun, orang nomor satu di PT XL Axiata Tbk (EXCL) ini masih sempat blogging.

Blog Hasnul beralamat di www.hasnulsuhaimi.com, aktif diisi sejak tahun 2010 silam. "Menyenangkan, menghilangkan capek," kata lelaki kelahiran Bukittinggi, Sumatra Barat, 55 tahun silam ini.

Di halaman maya itu, Hasnul menuliskan buah pikirannya tentang berbagai hal, mulai dari pengalamannya menyelesaikan skripsi, perangainya di masa kecil yang cenderung tertutup dan pemalu, perjuangan mendapatkan beasiswa ke luar negeri, hingga petuahnya menakhodai perusahaan-perusahaan besar. Setidaknya, setiap bulan, Hasnul mengunggah satu tulisan di blog itu.

Meski beberapa tulisannya berisi kisah personal, blog Hasnul ini sejatinya blog korporat XL, lo.  "Walau begitu, tak harus ada saringan dari bagian corporate communication," tutur Hasnul.

Sedangkan di situs microblogging Twitter, dia justru tak aktif. Meski memiliki akun sejak tahun 2010, hingga kini jumlah kicauan Hasnul baru 48 tweet. "Tweet itu harus spontan dan update terus, sedang saya tipe penulis yang harus merenung dulu. Jadi, ya pasif saja twitter-nya," jelasnya.

Ayah dua anak ini juga gemar menonton film dan bermain golf. Khusus bermain golf, Hasnul rutin mengayunkan tongkat golf setiap akhir pekan. Hasnul biasa bermain golf di kawasan Sentul, Bogor, dekat dengan kediaman pribadinya. Golf mencuri minat Hasnul sepulang dia menggondol gelar MBA di Hawaii.

Bermain golf bagi Hasnul bukan sekadar olahraga. Aktivitas yang lekat dengan citra elite ini dia rasakan mampu menciptakan rasa rileks. Hasnul sempat beberapa kali meraih kejuaraan dalam turnamen golf antareksekutif.

Merasa menikmati hasil positif dari bermain golf, Hasnul kerap menyarankan golf bagi karyawannya yang terlihat  terlalu serius atau galak. "Biar bisa ketawa," kata dia, terkekeh.

Nah, belakangan, Hasnul punya hobi lain yang unik. Di tengah kondisi lalulintas Jabodetabek yang sumpek dan ruwet ini, Hasnul malah senang menyetir mobilnya sendiri, Mercedes-Benz E 250 Coupe. "Tapi cuma Jumat−Minggu, itu pun menuju ke Sentul," katanya.

Aktivitas itu dia tempuh agar tidak kehilangan insting dan refleks dalam menyetir. "Dulu saya pernah menyetir mobil hingga Cirebon dan Semarang," kisahnya. Kini, menyetir yang dekat-dekat saja, ya, Pak?   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ruisa Khoiriyah