KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Kondisi ekonomi global yang makin tak menentu berimbas pada perekonomian sejumlah negara di Asia dan Asia Tenggara. Group President & CEO Maybank Datuk Abdul Farid mengatakan, kondisi ekonomi global terus melemah karena faktor ketidakpastian yang makin meluas. Sumber utamanya dipicu oleh perang dagang yang sedang berlangsung. “Kita melihat tweet Trump beberapa minggu ini, ia mengancam akan menaikkan tarif impor China dari 10% ke 25%. Hal itu membuat pasar dan across asset classes gelisah,” ungkapnya dalam pembukaan Maybank Invest Asia 2019 di Fullerton Hotel Singapore, Kamis (9/5). Abdul Farid lanjut menjelaskan bahwa masalah yang sesungguhnya bukan hanya risiko yang ditimbulkan oleh perang tarif tersebut. Perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) secara keseluruhan menimbulkan keraguan serius soal masa depan konektivitas ekonomi global. Selain itu volume perdagangan dunia juga merosot pada tingkat tercepat sejak kedalaman krisis keuangan Mei 2009 silam.
CEO Maybank: Butuh pembangunan berkelanjutan di tengah ketidakpastian ekonomi global
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Kondisi ekonomi global yang makin tak menentu berimbas pada perekonomian sejumlah negara di Asia dan Asia Tenggara. Group President & CEO Maybank Datuk Abdul Farid mengatakan, kondisi ekonomi global terus melemah karena faktor ketidakpastian yang makin meluas. Sumber utamanya dipicu oleh perang dagang yang sedang berlangsung. “Kita melihat tweet Trump beberapa minggu ini, ia mengancam akan menaikkan tarif impor China dari 10% ke 25%. Hal itu membuat pasar dan across asset classes gelisah,” ungkapnya dalam pembukaan Maybank Invest Asia 2019 di Fullerton Hotel Singapore, Kamis (9/5). Abdul Farid lanjut menjelaskan bahwa masalah yang sesungguhnya bukan hanya risiko yang ditimbulkan oleh perang tarif tersebut. Perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS) secara keseluruhan menimbulkan keraguan serius soal masa depan konektivitas ekonomi global. Selain itu volume perdagangan dunia juga merosot pada tingkat tercepat sejak kedalaman krisis keuangan Mei 2009 silam.