Jakarta. CEO Qlue Rama Raditya menyebutkan, jumlah pengurus RT dan RW di Jakarta yang keberatan dengan cara kerja baru, yakni melapor via Qlue, hanya sedikit. "Dari 33.000 RT/RW di Jakarta, yang komplain cuma berapa puluh orang. Justru banyak yang menganggap pakai Qlue ini bagus dan lebih memudahkan ketimbang harus pakai cara lama yang terkendala birokrasi, ke sana ke sini, ini tinggal foto, lapor, di-approve sama lurahnya, begitu saja," kata Rama, Senin (30/5/2016). Hal itu diungkapkan menyusul ramainya pemberitaan tentang pengurus RT dan RW yang keberatan dengan aturan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) yang baru, yakni pengurus RT/RW harus melapor tiga kali sehari tentang kondisi di lingkungan tempat tinggalnya via aplikasi Qlue.
CEO Qlue: Hanya puluhan RT/RW yang menolak Qlue
Jakarta. CEO Qlue Rama Raditya menyebutkan, jumlah pengurus RT dan RW di Jakarta yang keberatan dengan cara kerja baru, yakni melapor via Qlue, hanya sedikit. "Dari 33.000 RT/RW di Jakarta, yang komplain cuma berapa puluh orang. Justru banyak yang menganggap pakai Qlue ini bagus dan lebih memudahkan ketimbang harus pakai cara lama yang terkendala birokrasi, ke sana ke sini, ini tinggal foto, lapor, di-approve sama lurahnya, begitu saja," kata Rama, Senin (30/5/2016). Hal itu diungkapkan menyusul ramainya pemberitaan tentang pengurus RT dan RW yang keberatan dengan aturan dalam Peraturan Gubernur (Pergub) yang baru, yakni pengurus RT/RW harus melapor tiga kali sehari tentang kondisi di lingkungan tempat tinggalnya via aplikasi Qlue.