CEO Rosneft Berbicara Tentang Pemanasan Global dan Pentingnya Kemandirian Mata Uang



KONTAN.CO.ID - Igor Sechin, Chief Executive Officer, Rosneft Oil Company, menyampaikan  presentasi mengenai peta jalan baru yang dapat meningkatkan efisiensi sektor energi di Rusia yang saat ini sedang menghadapi berbagai tantangan eksternal yang cukup berat.

Presentasi tersebut disampaikan dalam Energy Panel, yang menjadi bagian dari ajang St. Petersburg International Economic Forum XXVI yang berlangsung pada tanggal 14-17 Juni 2023 di Rusia dan dihadiri oleh para pemimpin perusahaan dan pakar bidang energi.

“Pemanasan global menjadi   faktor signifikan dalam pertumbuhan konsumsi energi. Penggunaan ventilasi udara dan pendingin ruangan kini melingkupi sekitar 10% dari produksi energi dunia.  Dan pada tahun 2050, permintaan untuk perangkat pengendali suhu ruangan  akan meningkat tiga kali lipat secara global, di mana tingkat konsumsi energi dapat melampaui Amerika Serikat dan Uni Eropa,” ujar Sechin.


Dalam konteks energi dan ekonomi global, Igor Sechin mengatakan bahwa minimnya investasi di industri migas akan mengakibatkan defisit pasar dan kenaikan harga minyak. “Berdasarkan perkiraan International Energy Agency (IEA) dan Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC), permintaan minyak global diperkirakan akan meningkat 2,4 juta bpd (barel per hari) pada tahun 2023 dan mencapai total 102 juta bpd, “ujar Igor Sechin

Secara jangka panjang, volume konsumsi minyak diperkirakan akan meningkat sekitar 15 juta bpd (+15%) pada tahun 2045. Minyak dan gas alam juga akan memenuhi lebih dari 53% permintaan energi primer secara global.

Sechin mengungkapkan minimnya investasi di industri migas akan menjadi salah satu penyebab utama terjadinya kelangkaan sumber daya energi dan kenaikan harga minyak. Minimnya investasi untuk mendukung produksi dan eksplorasi sudah berakibat kurangnya tungkat pengembalian produksi melalui penambahan cadangan minyak baru   (replenishment ada  disekitar 90%).

Eksplorasi semakin jarang dilakukan dan semakin banyak perusahaan yang melakukan pengeboran di wilayah perairan dalam. Saat ini, ukuran temuan ladang minyak dunia rata-rata hanya dapat memproduksi kurang lebih 15 juta ton minyak.

Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan jumlah minyak yang dapat diproduksi setelah ditemukannya berbagai ladang raksasa pada tahun 1970-an di Arab Saudi, Siberia Rusia, dan Amerika Serikat. . Sechin juga menyoroti berbagai permasalahan global yang terjadi saat ini, seperti ketidakpastian sistem keuangan dan ekonomi, krisis perbankan AS, dan menurunnya peran dolar sebagai mata uang cadangan.

“Berdasarkan pengalaman berbagai perusahaan global dan pengalaman kami sendiri, bencana dapat terjadi akibat faktor yang tak diperhitungkan. Namun, ada pula sejumlah faktor yang memang  tidak dapat diperhitungkan sama sekali. Bencana juga dapat diakibatkan oleh beberapa kejadian tak terduga yang datang secara beruntun. Misalnya, melemahnya pasar global saat ini bisa saja diakibatkan oleh krisis utang AS. Masalah ini dapat dikatakan sebagai faktor yang tak diperhitungkan," ujar Sechin.

Krisis utang dan gagal bayar AS merupakan wacana yang sudah terulang beberapa kali dan dinilai sebagai ‘sirkus politik’. Namun, yang menjadi masalah adalah kebangkrutan AS yang hanya menunggu waktu saja.

Selama 30 tahun terakhir, utang nasional AS melonjak sepuluh kali lipat dari US$ 3 triliun menjadi lebih dari US$ 31 triliun. “Pemegang utama utang AS adalah negara-negara Asia Pasifik, seperti Jepang dan China. Negara-negara tersebut berada dalam ancaman besar dan akan menanggung risiko pada waktunya, “ujar Sechin.

Sechin menyebutkan adanya kebutuhan mendesak untuk menciptakan sistem pembayaran internasional yang lebih mandiri dan tidak bergantung pada mata uang tertentu. “Kita tidak bisa terus menunggu sampai dolar tergantikan dengan mata uang lainnya. Hal ini peru menjadi perhatian lebih bagi bank sentral dan regulator di seluruh dunia," kata kepala Rosneft.

Tentang Rosneft Rosneft merupakan perusahaan minyak terdepan di Rusia dan salah satu perusahaan minyak terbesar di dunia yang diperdagangkan secara terbuka. Rosneft telah melakukan berbagai prospeksi dan eksplorasi hidrokarbon, produksi minyak, gas, dan kondensat gas, implementasi proyek pengembangan lapangan lepas pantai, penyulingan, serta penjualan minyak, gas, dan produk olahan baik di Rusia maupun luar negeri.

Rosneft merupakan salah satu yang masuk dalam daftar perusahaan strategis di Rusia. Pemegang saham utamanya adalah ROSNEFTEGAZ JSC yang dimiliki 100% oleh negara, sedangkan 19,75% dimiliki oleh BP Russian Investments Limited, 18,46% dimiliki oleh QH Oil Investments LLC, dan satu saham dimiliki oleh Federal Agency for State Property Management sebagai perwakilan negara (lihat Bagian Struktur Modal Pemegang Saham).

Rosneft bertujuan untuk menyediakan cadangan minyak hingga 100%, memproduksi minyak secara efisien dari ladang-ladang yang sudah tua, dan meningkatkan produksi lainnya melalui berbagai proyek baru di Rusia Timur. Perusahaan juga berkomitmen untuk mengembangkan cadangan minyak yang sulit dikuras, meningkatkan produksi gas melalui dukungan portofolio penjualan jangka panjang yang efisien, serta meningkatkan keuntungan di seluruh rantai nilai.

Misi Perusahaan adalah mewujudkan potensi energi secara efektif melalui berbagai proyek yang berada di Rusia dan luar negeri dengan memastikan keamanan energi dan menjaga sumber daya alam secara hati-hati.

Tentang SPIEF St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) merupakan acara unik dalam dunia bisnis dan ekonomi. SPIEF diselenggarakan untuk pertama kalinya pada tahun 1997. Sejak tahun 2006, acara ini diselenggarakan di bawah naungan Presiden Rusia yang selalu hadir setiap tahunnya.

Selama 24 tahun terakhir, forum ini menjadi platform global terkemuka bagi pebisnis untuk bertemu dan membahas permasalahan ekonomi yang tak hanya terjadi di Rusia, tetapi juga di negara berkembang dan negara lain di seluruh dunia.

Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg ke-26 berlangsung pada 14-17 Juni 2023.

Baca Juga: Apa Dampak Pemanasan Global? Ketahui Cara Mencegahnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti