SINGAPURA. Kemarin (27/7), Chief Executive Officer (CEO) Singapore Airlines Ltd Chew Choon Seng, memberikan sinyal akan mengundurkan diri. Kabarnya, langkah tersebut akan dilakukan bersamaan dengan habisnya masa kontrak Chew sebagai CEO di maskapai kedua terbesar dunia itu pada Desember mendatang. Selama tujuh tahun memimpin Singapore Airlines, dedikasi Chew terbilang menakjubkan. Misalnya saja, pria yang saat ini berusia 64 tahun itu rela gajinya terpangkas hanya demi menyajikan minuman anggur (wine) selama masa resesi. Selain itu, setiap bulan, Chew juga selalu meminta sampel makanan penumpang kelas ekonomi untuk memastikan apakah makanan tersebut memenuhi standar atau tidak. Perhatian yang begitu detil tersebut membuat harga saham Singapore Airline melesat dua kali lipat sepanjang masa kepemimpinan Chew. Bahkan kondisi itu terus bertahan meski Singapore Airlines harus menghadapi beragam masalah yang mendera, seperti resesi global, SARS, flu burung, kenaikan harga avtur ke rekor tertinggi, hingga persaingan tarif pesawat murah dari para pesaingnya.
CEO Singapore Airlines Bakal Mengundurkan Diri
SINGAPURA. Kemarin (27/7), Chief Executive Officer (CEO) Singapore Airlines Ltd Chew Choon Seng, memberikan sinyal akan mengundurkan diri. Kabarnya, langkah tersebut akan dilakukan bersamaan dengan habisnya masa kontrak Chew sebagai CEO di maskapai kedua terbesar dunia itu pada Desember mendatang. Selama tujuh tahun memimpin Singapore Airlines, dedikasi Chew terbilang menakjubkan. Misalnya saja, pria yang saat ini berusia 64 tahun itu rela gajinya terpangkas hanya demi menyajikan minuman anggur (wine) selama masa resesi. Selain itu, setiap bulan, Chew juga selalu meminta sampel makanan penumpang kelas ekonomi untuk memastikan apakah makanan tersebut memenuhi standar atau tidak. Perhatian yang begitu detil tersebut membuat harga saham Singapore Airline melesat dua kali lipat sepanjang masa kepemimpinan Chew. Bahkan kondisi itu terus bertahan meski Singapore Airlines harus menghadapi beragam masalah yang mendera, seperti resesi global, SARS, flu burung, kenaikan harga avtur ke rekor tertinggi, hingga persaingan tarif pesawat murah dari para pesaingnya.