Cerestar Indonesia (TRGU) Bukukan Pendapatan Rp 2,4 Triliun pada Semester I 2023



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) produsen tepung olahan gandum yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode TRGU terus mengembangkan usaha di bidang produk bahan pakan ternak  sambil perbesar bisnis tepung terigu. Langkah ini merupakan bagian dari strategi yang dipilih untuk membuat Perseroan tetap tangguh saat harus menghadapi berbagai gejolak di pasar. 

Adapun segmen bahan pakan ternak menjadi pilihan diversifikasi usaha yang menarik bagi Perseroan, karena pasarnya jauh lebih besar dari tepung terigu. 

Segmen usaha bahan pakan ternak milik Perseroan yang baru dimulai di bulan November 2022 ini, telah mampu berkontribusi sebesar 30% dari total pendapatan TRGU.


Baca Juga: Cerestar (TRGU) Siap Teruskan Strategi Ekspansi Kapasitas Produksi

“Di tengah kondisi yang menantang, kami melihat potensi permintaan yang sangat besar ke depannya baik untuk bisnis tepung terigu maupun produk bahan pakan ternak baru kami. Perjalanan TRGU dalam diversifikasi strategis di bisnis bahan pakan ternak baru saja dimulai dan kami optimis dapat merebut pasar dengan dukungan infrastruktur dan pengalaman kami," kata Direktur Utama Cerestar Indonesia, Indra Irawan,Selasa (1/8). 

Tepung terigu sendiri yang saat ini merupakan bisnis utama Perseroan masih berpotensi besar untuk bertumbuh lebih jauh ke depannya. Besarnya potensi tersebut dapat dilihat dari konsumsi tepung terigu per kapita di Indonesia yang masih sangatlah rendah jika dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara. 

 
TRGU Chart by TradingView

Pada Semester 1 2023 TRGU berhasil membukukan pendapatan Rp2,4 triliun, meningkat sebesar 53% YoY dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian, laba kotor tercatat sebesar Rp 107,5 miliar turun 21% YoY, karena beban pokok pendapatan yang meningkat lebih tinggi yaitu mencapai 60% YoY menjadi Rp 2,3 triliun. 

Laba Bersih yang diatribusikan ke entitas induk pada periode ini tercatat sebesar Rp 6,5 miliar, turun 67% YoY, adapun penurunan ini terutama diakibatkan oleh working days yang lebih pendek selama Kuartal II-2023 kemarin, sehingga kurang maksimal untuk meningkatkan produktivitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .