KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat menghadapi krisis moneter 1997-1998 lalu, Indonesia meminta pertolongan Dana Moneter Internasional ( IMF) tidak hanya berupa nasihat-nasihat kebijakan, namun juga suntikan dana. Mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono mengungkapkan, kala itu IMF salah memberi resep untuk kembali meningkatkan likuiditas keuangan Indonesia yang mengering tiba-tiba. IMF menyarankan Indonesia untuk menutup 16 bank yang menguasai 3% hingga 4% aset perbankan nasional. Namun penutupan 16 bank tersebut dilakukan tanpa ada payung pengaman sehingga menimbulkan dampak psikologis ke masyarakat. Kala itu sebut Boediono, belum dikenal sistem blanket guarantee atau kebijakan penjaminan 100% dana nasabah di perbankan.
Cerita Boediono: IMF yang sarankan tutup 16 bank pada krisis 1998
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat menghadapi krisis moneter 1997-1998 lalu, Indonesia meminta pertolongan Dana Moneter Internasional ( IMF) tidak hanya berupa nasihat-nasihat kebijakan, namun juga suntikan dana. Mantan Gubernur Bank Indonesia Boediono mengungkapkan, kala itu IMF salah memberi resep untuk kembali meningkatkan likuiditas keuangan Indonesia yang mengering tiba-tiba. IMF menyarankan Indonesia untuk menutup 16 bank yang menguasai 3% hingga 4% aset perbankan nasional. Namun penutupan 16 bank tersebut dilakukan tanpa ada payung pengaman sehingga menimbulkan dampak psikologis ke masyarakat. Kala itu sebut Boediono, belum dikenal sistem blanket guarantee atau kebijakan penjaminan 100% dana nasabah di perbankan.