KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat diragukan, kini berinvestasi pada aset kripto mulai menjadi lirikan para investor. Bagi yang sedari awal sudah optimistis dengan masa depan uang digital tersebut dan telah mengoleksinya sejak lama, kini mereka bisa merasakan buah manis dari investasi pada aset kripto. Sebagai contoh Bitcoin (Btc). Dalam setahun terakhir, Btc sudah mengalami lonjakan harga sebesar 1.032% dari US$ 5.182,7 per Btc menjadi US$ 58.670,93 per Btc pada Jumat (26/3) pukul 20.22 WIB. Salah satu sosok yang berinvestasi pada aset kripto adalah Fajar Adi. Ia sudah merasakan pahit dan manis berinvestasi pada aset kripto.
Baca Juga: Berhasil raih cuan 500% lewat investasi aset kripto Pada suatu ketika, ia mengaku pernah mendapat cuan hingga Rp 50 juta. Namun, ia juga pernah merasakan kerugian dengan nominal yang tak jauh berbeda. Awal mula kisah investasi Fajar pada aset kripto bermula dari ketidaksengajaan ketika dirinya sedang bermain Facebook pada medio 2014-an. Merasa tertarik dan butuh uang tambahan, ia memutuskan membeli 1 Btc yang saat itu harganya di kisaran Rp 4 jutaan. Ternyata, dalam kurun waktu seminggu, saldonya berubah menjadi Rp 7 juta. “Lumayan, uangnya jadi saya bisa gunakan untuk bayar kosan saat itu. Padahal cuman ikut-ikut karena katanya menguntungkan. Setelah itu, memang sempat berhenti berinvestasi pada aset kripto, namun saya justru sudah kadung tertarik. Jadi lebih belajar lagi tentang dunia blockchain dan lain-lain,” kata Fajar kepada Kontan.co.id, Sabtu (27/3). Sempat vakum lama karena kesibukan kuliah, Fajar mengaku bermain aset digital lagi pada 2017. Ketika itu, harga Btc sedang naik dai Rp 50 juta menjadi Rp 120 juta. Ia pun memutuskan untuk membeli coin XLM (
stellar lumens) karena berasumsi naiknya harga Btc akan membuat harga coin lainnya ikut naik. Saat itu harga XLM masih Rp 300, dan Fajar memutuskan untuk membeli sebanyak Rp 5 juta. Benar saja, sebulan kemudian, ternyata harga XLM mengalami lonjakan dan membuat saldo Fajar menjadi sekitar Rp 50 juta. Dibutakan dengan kepercayaan bahwa harga masih akan naik, Fajar memutuskan semua profit dari XLM kemudian dibelikan Ripple (XRP). Sayangnya, muncul kabar bahwa Btc dilarang di China. Harga Btc pun jatuh dalam, begitupun harga coin-coin lainnya. “Dari semula saldo saya sebesar Rp 50 juta lebih, dalam sekejap langsung turun jadi Rp 7 - Rp 8 juta saja. Kerugian ini jadi pembelajaran bahwa jangan mementingkan ego, namun semuanya harus berdasarkan
money management,” terang Fajar. Tidak kapok, Fajar kembali berinvestasi guna mengembalikan kerugian yang ia dapat tersebut. Saat itu, ia memutuskan membeli Bitconect dengan modal Rp 5 juta. Rupanya, Bitconect mengalami kenaikan harga ribuan persen saat launching. Sudah sempat merasakan kembali keuntungan, sayangnya Bitconect tertimpa kasih dan harganya anjlok. Fajar kembali mendapat kerugian. Selepas dua kerugian tersebut, ia kembali vakum bermain aset kripto. Namun, pada tahun lalu ketika pandemi Covid-19 merebak, ia kembali memutuskan untuk kembali ke aset kripto. Ia pun menjadi member di Tokocrypto dan melakukan trading pada platform tersebut. Berbekal seluruh pengalaman dari kegagalan sebelumnya, Fajar pun lebih mengedepankan money management, mengendalikan ego, dan lebih sabar.
Baca Juga: Simak cerita investor kripto yang sudah memulai sejak 2014 Kini, ia mengaku sejauh ini hasilnya selalu memuaskan. Hasil investasinya pada aset kripto bisa membantu perekonomian keluarga, membuka sebuah usaha, hingga membiayai biaya pendidikan adiknya. Tujuh bulan lebih sejak kembali aktif melakukan trading, Fajar mengaku cuannya sudah hampir menyentuh Rp 100 juta. “Kalau tertarik pada aset kripto, memang harus tekun belajar soal dunia aset kripto, sabar, jangan terlalu bernafsu, dan punya money management yang baik. Sekarang kan juga lagi banyak event airdrop. (Airdrop) bisa dimanfaatkan untuk mencoba belajar dan melakukan trading aset kripto,” pungkas Fajar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto