KONTAN.CO.ID - Mantan Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri, Irman, dihadirkan sebagai saksi dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (21/8). Irman bersaksi untuk terdakwa Andi Agustinus alias Andi Narogong. Dalam persidangan, Irman menceritakan pengalaman pertamanya saat bertemu Johannes Marliem.
Menurut Irman, ia pertama kali bertemu sekitar Oktober 2010, di Restoran Peacock, Hotel Sultan, Jakarta. Saat itu, pengusaha Andi Narogong mengundang Irman dan beberapa orang lainnya untuk berkumpul. Mereka yang hadir yakni, pejabat pembuat komitmen, Sugiharto, dan Ketua Tim Teknis Husni Fahmi. Pertemuan itu juga dihadiri Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Diah Anggraini. Menurut Irman, saat itu Marliem membawa tim yang merupakan warga negara asing. "Di situ Andi memperkenalkan Johannes Marliem dan timnya kepada saya dan Pak Giarto," ujar Irman kepada jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Irman mengatakan, Marliem adalah pihak yang mewakili PT Biomorf. Perusahaan tersebut merupakan vendor produk Automated Finger Print Identification System (AFIS) merek L-1. Ada pun, tujuan Andi memperkenalkan Marliem kepada pejabat Kemendagri, menurut Irman, karena Marliem dan perusahaanya telah disepakati untuk menjadi rekanan dalam proyek pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP). "Saat itu saya bilang ya tidak apa-apa, asal produknya lebik baik dari yang lain," kata Irman. Nama Johannes Marliem mulai mencuat di media massa, ketika kasus korupsi pengadaan e-KTP naik ke meja hijau.
Marliem disebut sebagai salah satu pengusaha yang ikut dalam proyek senilai Rp 5,9 triliun tersebut. Pada Jumat (12/8/2017) malam, kabar kematian Johannes Marliem mulai dikabarkan media-media di Indonesia. Ia dikabarkan tewas bunuh diri di kediamannya di Baverly Grove, Los Angeles, Amerika Serikat. Namun, misteri sebenarnya mengenai kematian Marliem belum terungkap. Kasus tersebut saat ini masih ditangani oleh otoritas keamanan setempat. (Abba Gabrillin) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia