PANGKALAN BUN. Pada Minggu (4/1/2015) sore, kapal perang Jepang, Takanami DD110, merapat ke posisi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh yang berada di perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Sebuah perahu karet membawa empat tentara Angkatan Laut Jepang dan langsung menuju ke KRI Banda Aceh. Sesampainya di atas KRI Banda Aceh, empat tentara Jepang mendapatkan sambutan hangat dari para prajurit TNI AL. Ya, ada kehangatan antar-pasukan yang terlibat dalam proses pencarian korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Kerja kemanusiaan ini turut mempererat hubungan antar-pasukan kedua negara. Salah satu prajurit TNI rupanya cukup fasih berbahasa Jepang. Sementara itu, prajurit lainnya berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris. Ternyata, tujuan kunjungan para tentara Jepang ini ialah untuk meninjau kondisi helipad yang ada di KRI Banda Aceh. Jika dalam keadaan darurat helikopter jenis blackhawk milik mereka tidak bisa mendarat di kapal sendiri karena suatu hal, mereka bisa menggunakan helipad yang ada di KRI Banda Aceh.
Cerita tentara RI dan Jepang di evakuasi AirAsia
PANGKALAN BUN. Pada Minggu (4/1/2015) sore, kapal perang Jepang, Takanami DD110, merapat ke posisi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh yang berada di perairan Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Sebuah perahu karet membawa empat tentara Angkatan Laut Jepang dan langsung menuju ke KRI Banda Aceh. Sesampainya di atas KRI Banda Aceh, empat tentara Jepang mendapatkan sambutan hangat dari para prajurit TNI AL. Ya, ada kehangatan antar-pasukan yang terlibat dalam proses pencarian korban jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Kerja kemanusiaan ini turut mempererat hubungan antar-pasukan kedua negara. Salah satu prajurit TNI rupanya cukup fasih berbahasa Jepang. Sementara itu, prajurit lainnya berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris. Ternyata, tujuan kunjungan para tentara Jepang ini ialah untuk meninjau kondisi helipad yang ada di KRI Banda Aceh. Jika dalam keadaan darurat helikopter jenis blackhawk milik mereka tidak bisa mendarat di kapal sendiri karena suatu hal, mereka bisa menggunakan helipad yang ada di KRI Banda Aceh.