Cerita Trump Ajak Kim Jong Saksikan Laga Bisbol untuk Lupakan Senjata Nuklir



KONTAN.CO.ID - Calon Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump, rupanya memiliki rencana unik untuk meredakan ketegangan antara AS dan Korea Utara. Trump berencana mengajak Pemimpin Pyongyang, Kim Jong Un, ke sebuah pertandingan bisbol.

Niat baik ini disampaikan Trump saat menghadiri rapat umum partai di Michigan pada hari Sabtu (20/7) lalu.

Trump yakin bahwa dirinya dan Kim masih memiliki ikatan persahabatan yang kuat.


Baca Juga: Jelang Pemilu AS, Kebijakan Luar Negeri Kontroversial Trump Kembali Jadi Sorotan

"Saya sering mengatakan kepadanya, ‘mengapa kamu tidak melakukan hal lain?’ Yang dia ingin lakukan hanyalah membeli senjata nuklir dan membuatnya," Trump berkelakar, dikutip Fox News.

Tidak hanya itu, Trump mengaku sempat meminta Kim untuk bersantai sambil menikmati pertandingan bisbol di Amerika.

"Saya pernah berkata, 'santai saja, santai saja.' Dia sudah punya begitu banyak senjata nuklir. Saya mengatakan, 'santai saja, ayo pergi ke pertandingan bisbol, saya akan menunjukkan cara bermain bisbol.' Kami akan menonton Yankees," lanjut Trump.

Baca Juga: Tim Donald Trump Siapkan Rencana Perdamaian Rusia-Ukraina Jika Memenangkan Pemilu AS

Hubungan Trump dan Kim

Pada tahun 2019 lalu, Trump menjadi Presiden AS pertama yang mengunjungi Korea Utara. Momen bersejarah ini sempat membuat tensi antara AS dan Korea Utara sempat mereda.

Saat masih bekerja di Gedung Putih, Trump menyebut Kim mempunyai visi yang besar dan indah untuk negaranya.

"Saya percaya Pemimpin Kim mempunyai visi yang besar dan indah untuk negaranya, dan hanya Amerika Serikat, dengan saya sebagai presiden, yang dapat mewujudkan visi tersebut," tulis Trump dalam cuitannya di Twitter tahun 2019 silam.

Baca Juga: Donald Trump: Kamala Harris Lebih Mudah Dikalahkan Ketimbang Joe Biden

Sayangnya, hubungan kedua negara juga kembali berjarak di masa pemerintahan Trump. Alasannya, karena program nuklir.

Trump dan Kim mengadakan beberapa kali dialog nuklir pada masa itu. Tujuan utama Trump adalah membujuk Kim untuk melakukan denuklirisasi penuh di Semenanjung Korea.

Kim meminta imbalan pencabutan sebagian besar sanksi AS, syarat itu ditolak oleh Trump.

Dialog tersebut akhirnya terhenti tanpa hasil. AS dan Korea Utara kompak mundur dari komitmen yang mereka lahirkan sendiri tahun 2018.