Olahraga Malam Hari - Olahraga saat malam hari menjadi tren yang mulai digemerai masyarakat, khususnya pekerja. Sejalan dengan banyaknya masyarakat yang berolahraga saat malam, muncul beberapa kasus mendadak meninggal setelah berolahraga malam banyak terjadi di beberapa daerah. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, apakah olahraga saat malam hari aman dilakukan?
Ira Purnamasari Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) UM Surabaya menjelaskan, olahraga terbaik memang dilakukan di waktu pagi saat tubuh dalam kondisi segar.
Baca Juga: Ada 20 Lebih Posisi Dibuka di Lowongan Kerja Terbaru LPS 2023, Ini Syarat Daftarnya Namun, jika memang tidak ada waktu untuk melakukannya di pagi hari, maka olahraga boleh saja dilakukan di malam hari. Menurutnya, olahraga boleh dilakukan di malam hari namun yang terpenting adalah memilih jenis olahraganya. Olahraga yang boleh dilakukan di malam hari adalah olahraga dengan intensitas ringan hingga sedang. Seperti jalan kaki santai, sepeda santai, berenang, yoga, dan latihan peregangan. “Jadwal terbaik untuk melakukan olahraga di malam hari adalah 90 menit sebelum tidur, karena manfaat yang dapat dirasakan adalah membuat tidur lebih nyenyak, mengurangi stres dan kecemasan,”jelas Ira, dikutip dari situs UM Surabaya.
Olahraga yang tidak boleh dilakukan saat malam
Olahraga yang tidak dianjurkan di malam hari adalah olahraga dengan intensitas berat. Olahraga jenis ini seperti lari cepat, balap sepeda, angkat beban berat, berenang dengan patokan target, sepakbola, tenis. Selain itu olahraga dengan unsur kompetisi/permainan yang memicu hormon adrenalin keluar secara berlebihan, yang menyebabkan jantung berdetak lebih cepat juga sebaiknya dihindari dilakukan saat malam. “Olahraga yang dianjurkan adalah olahraga yang sesuai dengan kemampuan tubuh, dengan memperhatikan riwayat penyakit yang dimiliki, apalagi seseorang dengan usia 50 tahun ke atas yang tidak dianjurkan untuk berolahraga dengan intensitas berat,”imbuhnya. Ira menambahkan, jika terjadi serangan jantung mendadak saat berolahraga, itu disebabkan karena terlalu memaksakan tenaga saat berolahraga.
Baca Juga: 5 Aplikasi Ini Wajib Didownload Mahasiswa Buat Meningkatkan Produktivitas, Apa Saja? Apalagi sebelumnya belum pernah melakukan olahraga yang menyebabkan fisik tidak siap, dan kurangnya melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum memulai olahraga.
“Serangan jantung mendadak terjadi pada seseorang yang memang sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti hipertensi dan hiperkolesterolemia,”imbuhnya lagi. Gejala yang muncul saat serangan jantung adalah seseorang mengeluh nyeri dada, mendadak sesak napas, hingga penurunan kesadaran. Hingga harus segera mendapat pertolongan medis. “Pentingnya memilih olahraga sesuai dengan kemampuan tubuh, dengan tetap memperhatikan riwayat penyakit yang dimiliki, merupakan cara untuk mencegah terjadinya serangan jantung saat berolahraga,”pungkas Ira.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News