Cermati Pengembang, Operator dan Lokasi Sebelum Membungkus Kondotel



JAKARTA. Calon investor yang belum berpengalaman berinvestasi properti pada produk kondotel alias kondominium hotel sebaiknya mencermati beberapa hal. Misalnya saja nama perusahaan yang akan menjadi pengembang dan juga operator hotel yang ditunjuk. "Bukan sekedar soal merek, tapi ini menyangkut kredibilitas dan jaringan yang dimiliki," terang General Marketing Bakrie Nirwana Semesta Deden E. Sudarbo.Selain itu lokasi tempat dibangunnya kondotel juga harus dicermati. Mengingat bahwa, kondotel yang dibeli akan disewakan selayaknya hotel biasa, maka harus dilihat prospek wisata di sekitarnya. Deden mencontohkan proyek garapan Bakrie Nirwana Semesta di Bali; yaitu Resort Pullman Bali Legian Nirwana yang proyeknya digagas pada tahun 2007 itu, dari 268 unit strata title yang ditawarkan pada investor, 90% diantaranya sudah habis terjual dan siap beroperasi Juni bulan depan."Kami sendiri cukup optimis dengan prospek di wilayah Kuta Legian Bali, karena di sekitar proyek kami belum ada hotel bintang lima," kata Deden.Hal tersebut pula lah yang membuat pihaknya sempat memperpanjang masa pembangunan. Soalnya, di awal pembangunan, Bakrie Nirwana Semestas sempat akan membangun kondotel di kelas bintang empat dengan Accor sebagai operatornya. "Namun dengan berbagai pertimbangan tadi, kami pilih up-grade menjadi bintang lima dengan Pullman sebagai operator," terang Deden.Di Bali, saat ini terdapat beberapa kondotel seperti misalnya PT Dwamitra Property and Services yang membangun 90 unit kondotel Taum di Seminyak dengan harga Rp 28 juta per m2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: