Cermati prospek reverse stock Bakrie & Brothers



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah melakukan aksi reverse stock pada 2008 lalu, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) kembali berencana meningkatkan nilai nominal sahamnya. Aksi korporasi ini menjadi bagian dari restrukturisasi utang BNBR.

Dalam prospektus yang dirilis Rabu (21/3), BNBR berniat reverse stock dengan rasio 10:1. Artinya, setiap 10 saham dengan nominal Rp 100 akan menjadi 1 saham dengan nilai nominal baru Rp 1.000. BNBR akan meminta persetujuan aksi korporasi ini dari para pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang digelar pada 27 April 2018.

Reverse stock ini membuat harga saham BNBR lebih tinggi. Saham BNBR yang sudah lama bertengger di angka Rp 50 per saham akan digabung dan memiliki harga baru Rp 500 per saham.


Volume perdagangan saham BNBR juga akan terpengaruh. Sebab, jumlah saham beredar turut berkurang.

Bagi pemegang saham minoritas yang memiliki saham odd lot, pembeli siaga melalui PT Danatama Makmur Sekuritas setuju untuk membeli saham tersebut. Periode pembeliannya 21–28 Mei 2018.

Sebelum reverse stock, BNBR akan menambah modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu alias private placement. PT Bakrie Capital Indonesia, yang masih terafiliasi dengan BNBR, akan membeli maksimal 692 saham seri D dengan harga pelaksanaan Rp 50 per saham.

"Private placement ini untuk menghindari potensi saham odd-share dari pelaksanaan reverse stock," ujar Achmad Amri Aswono Putro, Direktur BNBR kemarin.

Meski aksi korporasi ini akan disusul oleh restrukturisasi utang, Kepala Riset Koneksi Kapital Sekuritas Alfred Nainggolan menilai, reverse stock belum tentu bisa langsung membuat harga saham BNBR meningkat. Sebab, para pelaku pasar akan melihat langkah restrukturisasi yang dilakukan dan dampaknya terhadap kinerja BNBR.

Usai reverse stock, saham BNBR justru berpotensi menurun. Para pemegang saham yang selama ini kesulitan menjual sahamnya di pasar reguler, memiliki kesempatan untuk keluar dari saham tersebut. Maklum harga BNBR mandek di level Rp 50 per saham dan nyaris tak bergerak.

Nah, perhelatan reverse stock menjadi sarana menjual saham di pasar reguler. "Bahkan, ada kemungkinan usai reverse stock harga saham BNBR bakal menyentuh level auto reject bawah lantaran aksi jual," tandas Alfred.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini