KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas emiten dengan kapitalisasi pasar (market cap) terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah merilis laporan keuangan periode semester I-2024. Di barisan 20 market cap terbesar, ada 16 emiten yang sejauh ini sudah mengumumkan kinerja tengah tahunan. Adapun, posisi top market cap di BEI sedang bergerak dinamis. Merujuk data per akhir Juli 2024, top 20 market cap di BEI dipimpin oleh PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA). Diikuti PT Barito Renewables Energy Tbk (
BREN), PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (
TPIA) dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (
BBRI).
Baca Juga: UNVR dan BREN Turun Paling Dalam, Begini Kinerja 20 Saham Big Caps Sepanjang Juli Di peringkat berikutnya membuntuti PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (
BMRI), PT Bayan Resources Tbk (
BYAN) PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (
TLKM), PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (
DSSA) dan PT Astra International Tbk (
ASII), yang mengisi jajaran 10 besar market cap terbesar di BEI. Sedangkan peringkat 11 hingga 20 dihuni oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (
BBNI), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (
BRIS), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (
AMRT). Kemudian ada PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO), PT Barito Pacific Tbk (
BRPT), PT United Tractors Tbk (
UNTR), PT DCI Indonesia Tbk (DCII), PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (
CUAN) dan PT Unilever Indonesia Tbk (
UNVR).
Kinerja emiten big cap bervariasi pada periode setengah tahun ini. Jika dilihat dari sisi
bottom line-nya, ada sembilan emiten yang mampu menumbuhkan laba bersih, enam yang mengalami penurunan, dan satu emiten yang mencatatkan lonjakan kerugian.
Baca Juga: Prospek Astra International (ASII) Di Tengah Gempuran EV China Sebagai contoh, laba bersih emiten big bank yakni BBCA, BBRI dan BMRI kompak menanjak meski dengan level kenaikan yang berbeda. Sedangkan AMMN tumbuh signifikan, dimana pendapatan melejit 166,76% secara tahunan (Year on Year/YoY) menjadi US$ 1,54 miliar, dan laba bersih AMMN terbang 300% ke level US$ 475,25 juta. Berbeda nasib, kinerja ASII melandai dengan penurunan pendapatan 1,49% (YoY) ke posisi Rp 159,96 triliun dan laba bersih turun 9,11% menjadi Rp 15,85 triliun. Emiten petrokimia Grup Barito, TPIA, turun lebih dalam. Pendapatan menyusut 19,34% jadi US$ 866,49 juta, sementara rugi bersih TPIA meroket 7.999,65% menjadi US$ 47,46 juta.
Editor: Noverius Laoli