KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten yang berkaitan dengan komoditas batubara tetap merencanakan ekspansi dan pertumbuhan bisnis di tengah melandainya harga komoditas energi ini. PT United Tractors Tbk (
UNTR) misalnya, menyiapkan belanja modal alias
capital expenditure (capex) hingga US$ 1 miliar untuk tahun ini. Jumlah tersebut naik dari capex yang dianggarkan tahun lalu, yakni US$ 800 juta. Dari capex sebesar US$ 1 miliar tersebut, sebanyak US$ 800 juta sampai US$ 900 juta dialokasikan untuk segmen kontraktor pertambangan guna mengganti alat berat yang telah usang serta rekondisi alat berat.
Sisanya akan terbagi untuk keperluan infrastruktur di tambang emas dan tambang batubara milik UNTR.
Baca Juga: Pemberian Dana Bantuan Kendaraan Listrik Untuk Gaet Investor Kendaraan Listrik Dunia Kenaikan capex ini seiring dengan kenaikan sejumlah target bisnis UNTR, dimana mayoritas target bisnis meningkat dari tahun lalu, seiring dengan masih solidnya harga batubara. Pada tahun 2023 volume penjualan batubara diperkirakan bisa meningkat hingga 5%. UNTR juga memasang target optimistis di segmen kontraktor tambang yang dijalankan oleh PT Pamapersada Nusantara. Untuk tahun 2023, baik produksi batubara maupun volume OB diperkirakan bisa meningkat sekitar 4%-5%. “Hal (target) ini sudah berbasis asumsi pergerakan harga batubara,” kata Sekretaris Perusahaan United Tractors Sara K. Loebis kepada Kontan.co.id, Senin (6/3).
Adapun pencapaian kinerja UNTR tahun 2022 dinilai Sara sudah sesuai dengan estimasi manajemen. Sebab, manajemen UNTR selalu melakukan pemantauan perkembangan usaha di setiap kuartalnya. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (
ADRO) menyiapkan belanja modal alias
capital expenditure (capex) sebesar US$ 500 juta sampai US$ 600 juta tahun ini. Capex tersebut digunakan untuk keperluan belanja modal rutin dan ekspansi, terutama untuk bisnis pertambangan, jasa pertambangan dan logistik.
Baca Juga: Kinerja Melesat, Dividen Jumbo Indo Tambangraya (ITMG) Menanti di Depan Mata Namun, belanja modal ini tidak termasuk belanja modal untuk proyek transformasi bisnis di Kalimantan Utara (Kaltara). Asal tahu saja, Adaro memiliki beberapa proyek yang akan dilaksanakan di kawasan industri ini, termasuk pabrik pengolahan (smelter) aluminium dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang menjadi sumber energinya, serta pembangkit listrik tenaga air (PLTA). “Porsi ekuitas Adaro pada proyek-proyek ini akan diumumkan kemudian,” terang Febriati Nadira,
Head of Corporate Communications Adaro Energy.
Emiten yang dinakhodai Garibaldi ‘Boy’ Thohir ini menetapkan target penjualan batubara di angka 62 juta ton sampai 64 juta ton pada tahun ini. Target tersebut terdiri dari batubara termal sebanyak 58 juta ton hingga 60 juta ton dan penjualan batubara kokas dari PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) sebanyak 3,8 juta ton hingga 4,3 juta ton. Angka ini tidak termasuk target tambang Kestrel yang ditetapkan 6 juta ton. Sementara itu, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG) menargetkan volume produksi sebesar 16,6 juta ton hingga 17 juta ton dengan volume penjualan sebesar 21,5 juta ton hingga 22,2 juta ton. Sebagai perbandingan, sepanjang tahun 2022 ITMG memproduksi batubara sebanyak 16,6 juta ton. Sementara itu, volume penjualan 2022 sebanyak 18,9 juta ton.
Editor: Noverius Laoli