KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Pembangunan Daerah (BPS) terus berupaya menggenjot kredit multiguna. Maklum, sektor kredit ini merupakan salah satu mesin penggerak kredit konsumsi BPD. PT BPD Banten Tbk (Bank Banten) misalnya. Direktur Utama Bank Banten Fahmi Bagus Mahesa mengatakan kredit multiguna memang menjadi sasaran empuk untuk menggenjot kinerja. Pasalnya, sebagian besar kredit tersebut disalurkan kepada para pegawai berpenghasilan tetap atau sebanyak 95,26% dari total portofolio kredit konsumer Bank Banten sebesar Rp 2,6 triliun. Sampai dengan akhir Agustus 2018, realisasi kredit ini tercatat sudah mencapai Rp 2,49 triliun.
Lebih lanjut, pihaknya mengatakan sejak akhir tahun 2017 penyaluran kredit multiguna Bank Banten terus meningkat dengan pertumbuhan mencapai 39,23% atau sebesar Rp 737,3 miliar. "Rata-rata pertumbuhannya per bulan sekitar Rp 92 miliar untuk kredit multiguna," jelas Fahmi kepada Kontan.co.id, Rabu (12/9). Menurutnya, ke depan bank bersandi emiten BEKS ini masih akan terus menggenjot segmen kredit multiguna. Alasannya, potensi penyaluran kredit jenis ini masih cukup besar, terutama untuk bank daerah. Benar saja, Fahmi menjelaskan, data Badan Pusat Statistik (BPS) yang telah diolah perseroan ada sekitar 96.107 pegawai lebih yang berstatus PNS di Provinsi Banten saja. Adapun, dari jumlah tersebut, baru sekitar 8.800 PNS yang dibiayai oleh Bank Banten lewat kredit multiguna. "Potensi ini tentu belum termasuk para pegawai berpenghasilan tetap yang berstatus pegawai swasta dan BUMN/BUMD," lanjutnya. Namun, bank milik Pemerintah Provinsi Banten ini mengakui bahwa persaingan di sektor kredit kepada pegawai sangat ketat. Terutama untuk tujuan multiguna. Atas hal itu, perseroan akan mengedepankan keunggulan fitur produk dan kecepatan pelayanan sebagai strategi utama penggerak bisnis ini. Tentunya dengan memperhatikan dan menyikapi produk serupa milik bank lain. Sementara itu, PT BPD Sumatra Selatan dan Bangka Belitung (Bank SumselBabel) juga mencatatkan pertumbuhan pada kredit multiguna. Hanya saja, Direktur Utama Bank SumselBabel Muhammad Adil menuturkan kredit multiguna masih tumbuh tipis sebesar 6,5% per Agustus 2018 secara
year on year (yoy) menjadi Rp 10,6 triliun. Senada dengan Fahmi, pihaknya menyebutkan di tahun 2018 persaingan bisnis ini sangat ketat, karenanya pertumbuhannya dinilai oleh perseroan terbilang melambat. "Potensi kredit multiguna masih cukup besar di wilayah Sumatra Selatan dan Bangka Belitung, namun di tahun 2018 pertumbuhannya sedikit melanbat karena ketatnya persaingan antar bank," ungkapnya.
Walau demikian, Adil optimistis pada akhir tahun 2018 pertumbuhan kredit multiguna perseroan mampu tembus dua digit. Salah satu cara mengejar target tersebut antara lain dengan memberikan promo yang menarik, memaksimalkan tenaga marketing dan mengembangkan produk agar dapat bersaing dengan kompetitor. Catatan saja, berdasarkan data Bank Indonesia (BI) dalam analisis uang beredar per Juli 2018 menyatakan kredit konsumsi perbankan masih tumbuh tinggi sebesar 11,3% secara
year on year (yoy) menjadi Rp 1.454,9 triliun. Secara persentase, kenaikan ini lebih tinggi dibandingkan periode Juni 2018 yang tumbuh sebesar 10,6% yoy. Pendorong kenaikan kredit konsumsi salah satunya ditopang dari kredit multiguna. Sampai dengan Juli 2018 lalu, kredit multiguna naik 13,8% secara yoy menjadi Rp 549,7 triliun. Bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya, kenaikan tersebut relatif stabil dari pertumbuhan Juli 13,3% yoy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi