Era teknologi informasi seperti sekarang ini membuka ceruk bisnis yang menggiurkan di sektor media digital. Betapa tidak. Tren promosi produk maupun jasa kini makin mengarah pada produk-produk digital, seperti pengembangan situs dan penggunaan media sosial untuk mendekatkan diri dengan pasar. Jika digarap dengan benar dan serius, media digital dipercaya mampu meningkatkan brand awareness, mengingat pengguna media sosial seperti Facebook, Twitter, dan lain-lain di Indonesia cukup banyak. Namun, belum semua perusahaan atau produsen lihai menggunakan cara promosi anyar ini untuk memaksimalkan promosi. Sehingga, muncullah agensi periklanan yang fokus pada penggarapan kampanye digital (digital campaign). Masalahnya, beberapa perusahaan yang menawarkan jasa ini tidak memberi jaminan bila target awareness klien tidak tercapai. Untuk itulah, Peter Kohar bersama dengan Tung Desem Waringin bekerjasama mendirikan Theconversion.com, 20 Agustus 2012 lalu.
Peter menjelaskan, usaha yang dia jalankan ini bertujuan untuk meningkatkan brand awareness dan penjualan produk secara terukur. Artinya, mereka membuat target penjualan sesuai yang diharapkan oleh klien. Salah satu contoh kampanye digital, misalnya, menggarap akun Twitter klien agar efektif membangun brand dan diketahui serta bisa digunakan oleh target pasar yang tepat. Uniknya, para klien hanya membayar sesuai dengan hasil yang tercapai. Contohnya, bila hasil yang didapatkan hanya 50%, maka pemilik usaha hanya membayar 50% dari harga kesepakatan. Pada awalnya, Theconversion.com muncul lantaran situs Laruno.com, usaha mereka sebelumnya, membutuhkan jasa periklanan digital. Sekadar informasi, Laruno merupakan portal informasi tentang berbagai tema, seperti pemasaran, karier, hingga jadwal pergelaran musik serta pameran, yang mereka dirikan sejak 2010. "Kami membutuhkan solusi yang memberikan garansi sehingga pengunjung situs dapat melakukan pembelian, menjadi database, atau berinteraksi di dalam web," ujar Peter kepada KONTAN. Mereka membutuhkan waktu sekitar dua bulan hingga tiga bulan untuk menyiapkan The conversion.com. Modal usaha mereka dapatkan dari kontrak pembayaran klien, atau biasanya model pendanaan ini disebut customer funding. Pelanggan pertama yang mereka garap adalah sebuah usaha klinik kecantikan dengan biaya jasa sekitar Rp 1 miliar. Sampai saat ini, mereka sudah menjalin kerjasama dengan 120 perusahaan. Sekitar 22 di antaranya adalah perusahaan besar, seperti Dentsu Indonesia, Indosat, Bank Central Asia (BCA), dan lainnya. Sedangkan 98 sisanya adalah pengusaha mikro. Theconversion.com menerapkan sistem kontrak kepada para kliennya. Rata-rata waktu kerjasama mereka sekitar enam bulan hingga dua belas bulan. Ada juga kerjasama yang dilakukan hanya per proyek. Sayangnya, Peter enggan menyebutkan nilai rata-rata kontrak yang didapat. Namun Peter memberi bocoran, porsi keuntungan bersih mereka sekitar 20% hingga 30% dari nilai kontrak. Meski masih dua tahun beroperasi, usaha rintisan laki-laki berkacamata ini berkembang cukup pesat. Lihat saja, tingkat pertumbuhan sales mereka dari tahun 2012 ke tahun 2013 mencapai 100%. Sepanjang tahun 2014, Peter menargetkan pertumbuhan penjualan dapat mencapai dua kali lipat dari tahun 2013. Dia mempromosikan usahanya lewat pendekatan personal, Google AdWords, maupun referensi pelanggan. Masih butuh modal Pertumbuhan bisnis yang baik tidak berarti tanpa kendala. Peter bercerita, pada tahun pertama, dia masih kesulitan mendapatkan kepercayaan dari klien. Maklum saja, Theconversion.com merupakan perusahaan baru yang hanya dikelola oleh anak muda dan belum mempunyai pengalaman mengerjakan proyek besar. Kendala lainnya adalah ketatnya persaingan bisnis. Biasanya, klien mencari agensi iklan baru setelah mereka kecewa dengan agensi sebelumnya yang mengerjakan proyek mereka. Selain itu, hambatan terbesar yang masih menjadi pekerjaan rumah Theconversion.com adalah masalah tenaga kerja. Mereka cukup kesulitan untuk mendapatkan karyawan yang menguasai dunia digital. Hingga saat ini jumlah karyawan Theconversion.com ada 30 orang. Peter menargetkan, hingga akhir tahun 2015 jumlah karyawan bisa mencapai 100 orang. Banyak cara yang dilakukan Peter untuk mendapatkan pegawai baru seperti memasang iklan pekerjaan, keliling universitas, dan meminta referensi dari teman. Peter berambisi untuk mampu untuk memenuhi seluruh permintaan konsumen dan mencapai target menjadi agensi iklan yang terdepan di Asia. Untuk mengembangkan usahanya, Theconversion.com akan meluncurkan situs baru bernama Iklanin.com. Bila tidak ada hambatan, peluncuran digital advertising ini akan dilakukan pada bulan Oktober 2014. Peter melihat bisnis di sektor ini masih akan berkembang pesat seiring kemajuan zaman. Tidak heran bila Theconversion.com sempat dilirik oleh investor asal Jerman saat usaha berusia delapan bulan. Sayangnya, Peter enggan menerima tawaran tersebut karena perbedaan visi. Ke depan, Peter akan tetap membuka peluang untuk bekerjasama dengan para investor. Sebab, dia tetap membutuhkan modal besar untuk mencapai target usaha berskala Asia. Konsultan marketing dan manajemen Daniel Saputra menilai, dewasa ini potensi bisnis agensi iklan digital sangat besar. Karena, masa depan bergerak ke arah media digital seiring dengan pertumbuhan pengguna gadget yang kian mendaki. Menurut Daniel, saat ini rata-rata setiap orang menghabiskan waktu sekitar tujuh jam berinteraksi dengan gadget mereka dalam sehari. Lantaran bisnis ini cukup potensial untuk digarap, sudah banyak pengusaha yang melirik bisnis tersebut dan masih akan bertambah ke depannya. Nah, agar tetap bertahan di tengah persaingan bisnis yang menanti, Theconversion.com harus menyajikan layanan yang berbeda. Hal tersebut memang sudah dijalankan oleh Theconversion.com. Salah satu cara yang ditawarkan perusahaan besutan Peter Kohar bersama dengan Tung Desem Waringin ini adalah memberikan fasilitas garansi atau pembayaran sesuai dengan hasil yang didapatkan. Daniel menilai, langkah yang diambil Theconversion.com sudah tepat. Meski begitu, "Mereka harus terus memberikan inovasi karena jangka waktu fasilitasnya hanya bersifat temporary atau sementara," jelas Daniel, yang juga mengajar di Universitas Bina Nusantara ini. Maklum saja, fasilitas yang diberikan kepada pelanggan seperti itu bakal cepat ditiru oleh pelaku usaha lainnya. Untuk itu, agar tidak mudah diikuti oleh pesaing, Theconversion.com bisa menggunakan strategi reconstruct market boundaries. Artinya, harus ada kreativitas yang menggabungkan dua pasar menjadi satu. Contohnya seperti konsep gerai donat JCo yang menjual jual donat dan kopi menjadi satu. Lainnya adalah konsep tablet yang menggabungkan antara komputer dan kamera dalam satu media. Tujuan menggabungkan layanan ini agar tidak mudah ditiru oleh pesaing.
Bisnis agensi iklan digital ini terbilang unik dan cukup aman untuk dilakukan karena tingkat kegagalannya terbilang kecil. Sehingga, bila mereka hanya mendapatkan revenue kecil tidak akan menjadi masalah. Daniel menilai, karena mereka adalah bisnis startup, ada baiknya mereka melakukan branding atau pengenalan brand. Tujuannya untuk memperkenalkan merek dan jasa mereka kepada klien yang akan menjadi konsumen mereka. Maklum saja, saat ini sudah banyak agensi periklanan yang lebih dulu dikenal dan sudah menjadi perusahaan besar. Salah satu cara yang bisa mereka lakukan adalah dengan membuat testimoni para pelanggan sebelumnya tentang pelayanan dan hasil kerja Theconversion.com. Selain itu, tujuan branding ini bisa digunakan untuk mengedukasi pelanggan yang belum akrab dengan dunia digital. "Saat ini belum banyak perusahaan yang tahu tentang sektor ini," katanya. n Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Rizki Caturini