Cetak kerugian, saham Blackberry tersungkur jatuh



NEWYORK. Saham pembuat smartphone Blackberry tersungkur jatuh setelah perusahaan melaporkan kerugian yang diderita pada periode tiga bulan yang berakhir 1 Juni 2013. Pada periode tersebut, produsen smartphone asal Kanada ini mencatat kerugian sebesar US$ 84 juta (£ 55 juta).

Nilai kerugian itu lebih rendah dibandingkan kerugian pada periode yang sama di tahun lalu sebesar US$ US$518 juta. Tapi, catatan rugi tersebut jauh lebih buruk dari perkiraan analis.

Perusahaan yang berbasis di Ontario, Kanada, itu juga mengatakan perusahaan akan membukukan kerugian operasional pada tiga bulan berjalan berikutnya yang berakhir pada September mendatang. Di bursa saham Newyork, Amerika Serikat (AS), saham Blackberry ditutup turun 28% pada Jumat (28/6).


Pemasaran smartphone terbaru Blackberry mengalami peningkatan. Tapi Blackberry, yang dulu memakai bendera usaha dengan nama Research In Motion, tidak merilis berapa banyak handset terbaru tipe BB10 terjual di kuartal kedua tersebut.

Chief executive Blackberry, Thorstein Heins, mengatakan, perusahaan akan terus memfokuskan penjualan BB 10 di seluruh dunia. Heins yakin, produk anyar Blackberry tersebut akan mencetak hit dari pelanggan.

"Kami masih dalam tahap awal peluncuran. Tapi Blackberry Platform 10 dan Blackberry Enterprise Server (BES) versi 10 sudah membuktikan diri kepada pelanggan sebagai produk smartphone yang sangat aman, fleksibel dan menjadi solusi komputasi mobile yang dinamis," kata Heins dalam sebuah pernyataannya.

Dia menambahkan, bahwa Blackberry akan terus meningkatkan investasi untuk mendukung penetrasi produk dan layanan baru pada kuartal ketiga tahun ini. Pada kuartal pertama tahun ini, pendapatan Blackberry naik menjadi US$ 3,1 miliar dibandingkan periode serupa di tahun sebelumnya.

Bukan pertanda baik

Kalangan analis sangat tertarik untuk melihat penjualan handset terbaru Blackberry tipe Z10. Pada kuartal pertama tahun ini, Blackberry Z10 telah dijual di pasaran AS.

Di sepanjang tahun ini, Blackberry telah meluncurkan dua smartphone terbaru, yakni handset layar sentuh Z10 dan Q10. Kedua produk anyar tersebut dilengkapi fitur keyboard mini yang disukai oleh banyak pengguna Blackberry.

Namun, Blackberry mengatakan, perusahaan telah memasarkan 6,8 juta ponsel secara keseluruhan di kuartal pertama tahun ini. Penjualan itu lebih rendah dibandingkan penjualan pada periode yang sama di tahun lalu sebanyak 7,8 juta unit.

"Itu bukan pertanda baik untuk peluncuran awak Blackberry platform 10, khususnya Z10. Kerugian pada triwulan kedua juga bukan pertanda baik untuk penjualan tipe Q10," kata Brian Colello, analis dari Morningstar Sekuritas.

Blackberry telah menjalani persaingan yang ketat di sektor industri smartphone, dan telah berjuang untuk adu strategi dengan produsen smartphone lainnya seperti Apple dan Samsung.

Daniel Ernst dari lembaga peneliti Hudson Square, mengatakan, Blackberry telah terpuruk diantara penetrasi penjualan produk handset high end dan low end. "Mereka bukan lagi penyedia handset high-end, mereka bukan Apple. Mereka juga bukan penyedia handset low-end, mereka bukan Nokia. Jadi, Blackberry berada di tengah-tengah dan mereka membukukan volume penjualan yang relatif rendah," kata dia.

Ernst menambahkan, sulit bagi Blackberry untuk mencetak margin besar dari volume penjualan ponselnya. “Jadi, saya merekomendasikan prospek yang cukup negatif untuk Blackberry," ujar Ernst.

Editor: Dikky Setiawan