Cetak lembaran untung dari bisnis sewa mesin fotokopi



Agar tidak repot, banyak perusahaan memilih menyewa mesin fotokopi untuk kebutuhan kantornya. Dengan cara, perusahaan tidak perlu merawat atau mengatasi kerusakan mesin. Dari sini pula, bisnis penyewaan mesin fotokopi ini mampu cetak omzet ratusan juta rupiah.Kehadiran e-mail nyatanya tak membuat mesin fotokopi dilengserkan dalam kebutuhan kantor. Alat ini tetap memegang peran vital dalam penggandaan dokumen atau laporan.Untuk memenuhi kebutuhan mesin fotokopi di kantor, pengelola kantor memang bisa membelinya sendiri. Tapi cara ini bisa merepotkan terutama dalam hal perawatan serta perbaikan mesin terjadi kerusakan pada mesin.Agar tak repot dengan urusan teknis, ada juga perusahaan yang memilih sistem sewa mesin fotokopi kepada pihak ketiga. Cara ini dinilai lebih mudah dan praktis, karena pemilik kantor tak perlu repot merawat atau memperbaiki mesin fotokopi jika rusak.Kesempatan menyediakan mesin fotokopi sewaan itulah yang dimanfaatkan PT Copindo Renanta di Jakarta. Bahkan, perusahaan ini sudah menjadi penyedia mesin fotokopi sejak tahun 2000 untuk perusahaan. Hingga kini, jumlah klien yang menyewa mesin fotokopi milik PT Copindo Renanta mencapai 600 klien, tersebar di Jabodetabek. "Sebanyak 5% penyewa perorangan, sisanya untuk kantoran," ujar Rafly Susanto, Marketing PT Copindo Renanta.Menurut Rafly, banyak perusahaan sekarang gemar menyewa mesin fotokopi ketimbang membeli karena tak mau terbebani dengan perawatan. Copindo Renanta menawarkan sewa mesin fotokopi jangka waktu sewa harian sampai dengan tahunan. Untuk sewa harian umumnya dilakukan oleh perusahaan yang membuat acara di luar kantor, seperti seminar ataupun rapat di hotel. Untuk tarif sewa mesin fotokopi itu, Rafly membanderol Rp 300.000 untuk sewa harian atau Rp 800.000 untuk sewa bulanan. Dalam sebulan, PT Copindo bisa meraup omzet Rp 300 juta.Meski omzet PT Copindo Renanta cukup lumayan, belakangan bisnis jasa penyewaan mesin fotokopi mendapat persaingan dengan munculnya pemain baru. Banyak pengusaha yang kini ikut terjun dalam bisnis ini. Agar mampu bersaing, Rafly mengaku berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan. Salah satunya dengan memberikan respons cepat kepada pelanggan yang mengeluhkan kondisi mesin fotokopi yang rusak. "Kami juga selalu berusaha menyediakan mesin fotokopi yang berkualitas untuk meminimalisasi kerusakan," terang Rafly. Pemain lain di bisnis penyewaan mesin fotokopi ini adalah Edy Priyono. Ia sudah menggeluti usaha penyewaan fotokopi ini sejak tahun 2006 lalu. Mulanya, Edy hanya memiliki 10 mesin fotokopi saja. Namun kini ia sudah memiliki 30 mesin fotokopi yang disewakan. Hampir sama dengan PT Copindo, pelanggan Edy juga banyak dari kantoran, tapi sebagian datang dari perhotelan. "Bisnis penyewaan mesin fotokopi lumayan menguntungkan," klaim Edy.Untuk tarif sewa mesin fotokopi itu, Edy mematok tarif Rp 400.000 sampai Rp 800.000 per bulan. Untuk sewa harian, dia mematok tarif lebih mahal yakni Rp 700.000 per hari karena harus menanggung ongkos angkut. Dari bisnis ini, Edy mengaku mampu meraup omzet Rp 50 juta - Rp 70 juta per bulan. "Pesanan ramai akhir tahun, ada banyak pertemuan seperti ASEAN Summit," kata Edy.Belakangan banyak pelanggan meminta penyewaan mesin fotokopi multifungsi. "Selain keperluan fotokopi, mesin bisa untuk telepon dan faks, lo, " tambah Rafly senang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Tri Adi