KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja PT Merdeka Copper Gold Tbk (
MDKA) masih tertekan di tiga bulan pertama 2021. Produsen emas ini mencatatkan kerugian tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$4,98 juta di kuartal i-2021. Padahal di periode yang sama tahun lalu,
MDKA masih mencetak laba bersih sebesar US$ 14,97 juta. Tergerusnya
bottom line MDKA seiring dengan menurunnya pendapatan perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pendapatan
MDKA hanya US$ 46,54 juta, turun 55,15% dari pendapatan pada kuartal pertama tahun lalu yang mencapai US$ 103,78 juta.
Meski secara tahunan mengalami tekanan, analis Ciptadana Sekuritas Thomas Radityo yakin kinerja
MDKA mulai membaik secara kuartalan. Buktinya, pendapatan tumbuh 83,8% secara kuartalan. Melesatnya pendapatan terutama disebabkan oleh normalisasi kegiatan operasional tambang tembaga Wetar, dan volume penjualan tembaga meningkat sebesar 92,4% menjadi 2.139 ton. Selain itu, terjadi peningkatan harga jual rata-rata atau
average selling price (ASP) tembaga sebesar 9,6% menjadi US$ 7.883 per ton. Naiknya pendapatan MDKA secara kuartalan ini juga disokong oleh peningkatan produktivitas emas pasca insiden patahan timbunan (heap leach ), di mana volume penjualan emas meningkat 30,3% menjadi 407 kilogram (kg).
Baca Juga: Kinerja Merdeka Copper gold (MDKA) alami tekanan pada 2020, ini penjelasannya Namun, karena adanya perbaikan pada
heap leach pad serta naiknya biaya penjualan dan beban operasi masing-masing sebesar 57,2% dan 3.197,9%, mengakibatkan kerugian operasional meningkat menjadi US$ 8,9 juta dari sebelumnya US$ 5,9 juta pada kuartal IV-2020. Thomas juga menilai kinerja di tiga bulan pertama
MDKA ini sudah sesuai dengan ekspektasi Ciptadana. Sebab, peningkatan ASP tembaga dan pemulihan produksi emas pada kuartal kedua dan seterusnya akan meningkatkan profitabilitas di sisa tahun ini. Ciptadana Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham
MDKA dengan target harga Rp 3.900 per saham.
Ciptadana juga mempertahankan
MDKA sebagai pilihan utama (top picks) untuk sektor logam mengingat potensi kenaikan yang menggiurkan (48,3%) “Kami memperkirakan segmen emas perusahaan akan pulih dari insiden (patahan) September lalu dan kenaikan harga tembaga yang menguntungkan berkontribusi secara signifikan terhadap profitabilitas MDKA,” tulis Thomas dalam riset, Kamis (20/5). Hanya saja, terdapat sejumlah risiko dari saham ini, diantaranya tertundanya perbaikan
heap leach yang mempengaruhi produktivitas emas hingga gejolak harga tembaga dan emas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari