KONTAN.CO.ID - NEW YORK/JAKARTA. Ekonomi hijau terus mendapat perhatian. Climate Finance Leadership Initiative (CLFI), sebuah organisasi yang didirikan dan diketuai oleh Utusan Khusus PBB untuk Climate Ambition and Solutions, Michael R. Bloomberg, merilis laporan Unlocking Private Climate Finance in Emerging Markets: Private Sector Considerations for Policymakers. Laporan yang menelusuri proses konsultasi publik selama dua bulan tersebut, menguraikan berbagai faktor kunci dalam menggiatkan kolaborasi publik-swasta untuk menutup kesenjangan pendanaan proyek perubahan iklim di pasar negara berkembang. Hal tersebut menyoroti kebijakan pemerintah di pasar negara berkembang dapat maju untuk menarik investasi terhadap proyek energi bersih, angkutan massal rendah karbon, sistem air dan limbah ramah iklim, bangunan hijau, dan penggunaan lahan berkelanjutan. “Investasi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan melawan perubahan iklim juga memacu pertumbuhan ekonomi.Laporan ini menguraikan langkah-langkah yang dapat diambil oleh pasar negara berkembang, dengan dukungan dari bisnis dan komunitas internasional. Langkah-langkah ini diperlukan untuk menarik lebih banyak modal swasta untuk proyek hijau, menciptakan kemitraan publik-swasta baru, dan memastikan pemulihan yang kuat dari pandemic,” terang Michael R. Bloomberg, pendiri Bloomberg LP dan Bloomberg Philanthropies, dan Ketua CFLI, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (15/4).
CFLI mendorong percepatan pendanaan proyek energi hijau di negara berkembang
KONTAN.CO.ID - NEW YORK/JAKARTA. Ekonomi hijau terus mendapat perhatian. Climate Finance Leadership Initiative (CLFI), sebuah organisasi yang didirikan dan diketuai oleh Utusan Khusus PBB untuk Climate Ambition and Solutions, Michael R. Bloomberg, merilis laporan Unlocking Private Climate Finance in Emerging Markets: Private Sector Considerations for Policymakers. Laporan yang menelusuri proses konsultasi publik selama dua bulan tersebut, menguraikan berbagai faktor kunci dalam menggiatkan kolaborasi publik-swasta untuk menutup kesenjangan pendanaan proyek perubahan iklim di pasar negara berkembang. Hal tersebut menyoroti kebijakan pemerintah di pasar negara berkembang dapat maju untuk menarik investasi terhadap proyek energi bersih, angkutan massal rendah karbon, sistem air dan limbah ramah iklim, bangunan hijau, dan penggunaan lahan berkelanjutan. “Investasi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan melawan perubahan iklim juga memacu pertumbuhan ekonomi.Laporan ini menguraikan langkah-langkah yang dapat diambil oleh pasar negara berkembang, dengan dukungan dari bisnis dan komunitas internasional. Langkah-langkah ini diperlukan untuk menarik lebih banyak modal swasta untuk proyek hijau, menciptakan kemitraan publik-swasta baru, dan memastikan pemulihan yang kuat dari pandemic,” terang Michael R. Bloomberg, pendiri Bloomberg LP dan Bloomberg Philanthropies, dan Ketua CFLI, dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Kamis (15/4).