KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Prospek pasar obligasi di Indonesia dan kawasan ASEAN masih positif. Optimisme ini muncul di tengah ketidakpastian di pasar keuangan global yang menyeruak, usai Donald Trump kembali terpilih sebagai presiden Amerika Serikat (AS). Credit Guarantee & Investment Facility (CGIF) menilai pasar obligasi di Indonesia khususnya dan di kawasan ASEAN+3 secara umum masih menarik. “Kami memasang outlook bullish terhadap prospek obligasi di kawasan ini,” kata Anuj Awasthi, Vice President Operations CGIF kepada wartawan di Jakarta. Karena itu, CGIF berkomitmen mengembangkan operasi dan memperluas perannya di ASEAN+3. “Kami akan terus memprioritaskan pendanaan yang memiliki potensi pertumbuhan kualitas tinggi di pasar obligasi lokal ASEAN+3 sambil menjaga pendekatan manajemen risiko yang konservatif,” imbuh Anuj.
Baca Juga: Pasar Obligasi Tetap Prospektif di Sisa Tahun 2024, Simak Faktor Pendukungnya Sekadar informasi, CGIF merupakan pengelola dana amanah (trust fund) Asian Development Bank (ADB). Lembaga ini didirikan oleh pemerintah negara anggota ASEAN beserta tiga negara mitra ASEAN, yakni China, Jepang dan Korea Selatan, alias ASEAN+3 Governments. CGIF berperan menjadi penjamin terhadap emiten yang berniat menerbitkan obligasi. CGIF memiliki peringkat kredit internasional AA dari S&P. Dengan demikian, obligasi emiten yang dijamin oleh CGIF berpotensi mendapat peringkat kredit tinggi. Alhasil, emiten bisa menerbitkan obligasi dengan tenor lebih panjang dan kupon yang lebih menarik, tanpa menjadi beban bagi keuangan. Di Indonesia misalnya, CGIF tahun ini menjadi penjamin atas penerbitan obligasi rupiah bagi PT Adhi Commuter Properti Tbk, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk dan PT Hartadinata Abadi Tbk. “Dengan jaminan kami, obligasi tersebut mendapat peringkat AAA dari Pefindo dan berhasil menarik investor domestik,” tutur Mitsuhiro Yamawaki, Deputy CEO & Chief Risk Officer CGIF.