KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Champion Pacific Indonesia Tbk (IGAR) mengawali bisnis pada awal tahun ini dengan baik. Kurs yang cenderung stabil cukup mempengaruhi perolehan bisnis produsen kemasan fleksibel (
flexible packaging) tersebut. "Dengan fluktuasi kurs tidak setajam tahun lalu begitu pula pembayaran obat BPJS, tampaknya semester satu ini kami optimistis bisa
growth positif," ungkap Antonius Muhartoyo, Presiden Direktur IGAR kepada Kontan.co.id, Senin (1/7). Memproduksi kemasan dengan bahan baku
foil dan kertas menyebabkan perusahaan melakukan pembelian dengan dolar AS, sehingga sensitif terhadap perubahan nilai tukar mata uang.
Sementara soal pembayaran BPJS sebagian besar produk IGAR diserap oleh industri farmasi, jadi jika persoalan telat bayar tender obat jaminan kesehatan kemarin turut mempengaruhi pembayaran order perusahaan. Sampai kuartal-I 2019 sendiri, dari segi
revenue IGAR bertumbuh mini 1,8%
year on year (yoy) menjadi Rp 202,04 miliar. Sedangkan beban pokok penjualan mengalami kenaikan 2,8% dari Rp 168,13 miliar di kuartal-I 2018 menjadi Rp 173,16 miliar. Alhasil laba kotor yang diperoleh IGAR sepanjang tiga bulan pertama tahun ini sebanyak Rp 28,88 miliar atau melemah 4,8% yoy. Setelah dikurangi berbagai pos beban lainnya,
bottomline IGAR cenderung stabil di kuartal-I 2019 ini senilai Rp 16,19 miliar, dimana pada periode yang sama tahun lalu laba bersih tercatat senilai Rp 16,66 miliar. Memang ada penurunan sekitar 2,8% yoy. Hal ini tak lepas dari harga jual yang belum dapat dinaikkan, sedangkan pembelian bahan baku mengalami kenaikan 9% dari Rp 37,17 miliar di triwulan pertama tahun kemarin menjadi Rp 40,55 miliar di periode yang sama tahun ini. Maka itu perseroan akan giat melakukan beberapa strategi efisiensi agar tetap memperoleh margin keuntungan yang lebih baik. "Kami beli mesin baru dan melengkapi mesin lama dengan alat-alat sensor untuk efisiensi," sebut Antonius. Selain peremajaan mesin, pabrikan IGAR juga akan menambah mesin baru yang mampu mencetak 10 varian warna.
Investasi pembelian mesin itu menelan dana Rp 34 miliar, diharapkan produktifitas lini produksi meningkat disamping efisiensi dapat terwujud. Antonius bilang, dari segi volume permintaan di segmen kemasan obat dan farmasi terus bertumbuh tiap tahunnya. Setidaknya dari segi volume penjualan, IGAR mampu bertumbuh antara 5% sampai 8% tiap tahunnya. Adapun dari segi nilai penjualan, perseroan optimis mampu meraih pertumbuhan 9% sampai akhir tahun ini. Segmen kemasan farmasi masih mendominasi bisnis IGAR sebanyak 87% dari total
revenue di kuartal-I 2019. Penjualan di segmen ini tumbuh 3,3% dari Rp 171,87 miliar di kuartal-I 2018 menjadi Rp 177,57 miliar di kuartal-I 2019. Sedangkan segmen non-farmasi yang menyumbangkan pendapatan 13% dari
revenue triwulan pertama tahun ini atau senilai Rp 24,46 miliar mengalami penurunan perolehan sebanyak 8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 26,59 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini