Chandra Asri & BP bangun kilang petrokimia



JAKARTA. Perusahaan petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menggandeng perusahaan asal Inggris BP untuk membangun kilang minyak.

Direktur Chandra Asri Suryandi mengatakan pada Rabu,(17/12) PT Chandra Asri Petrochemical Tbk dan BP Singapore Pte Ltd  telah menandatangani  Nota Kesepahaman (MoU) sebagai kelanjutan dari studi awal untuk pengembangan proyek Condensate Splitter yang akan mengolah 100 ribu barel feedstock per hari di Cilegon, Banten, Indonesia.

"Bahan baku berupa kondensta nantinya akan dipasok oleh BP sebagai perusahaan yang bergerak dibidang hulu migas," ujar Suryandi kepada Kontan, Rabu (17/12).


Dia bilang  proyek Condensate Splinter ini dimaksudkan untuk menjawab kebutuhan perusahaannya akan bahan baku pembuat petrokimia khususnya olefins. Selama ini, 100% kebutuhan naphta perusahaan diimpor dari luar negeri. Harapannya di masa depan, sekitar 50% dari kebutuhan naphta perusahaan akan dipenuhi dari kilang tersebut. Asal tahu saja, saat ini Chandra Asri membutuhkan 2 juta ton naphta per tahun.

Selain itu, proyek ini dimaksudkan untuk mengurangi ketergantungan impor dalam negeri untuk produk-produk olahan seperti diesel dan jet fuel. Produk bahan bakar minyak tersebut akan dipasarkan untuk kebutuhan BBM dalam negeri. Meski demikian Suryandi mengaku belum menghitung berapa banyak naphta, diesel dan jet fuel yang bisa dihasilkan oleh kilang ini.

"Saat ini, masih awal sekali. Kami sudah melakukan study, tetapi detailnya masih harus dihitung lagi," tegas Suryandi.

Perusahaan menargetkan untuk membangun kilang petrokimia dan BBM ini pada tahun 2016 atau  tahun 2017. Jika berjalan lancar maka pada tahun 2019 nanti, kilang ini sudah bisa berproduksi.

Hingga kini, kedua belah pihak masih menghitung besaran nilai investasi yang akan dikeluarkan  untuk pembangunan kilang ini, termasuk berapa porsi investasi dan saham yang menjadi jatah masing-masing. Namun yang pasti untuk proyek ini, Chandra Asri dan BP akan membentuk sebuah perusahaan patungan alias joint venture.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie