KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor industri dasar dan kimia sepanjang tahun ini menyusul pertumbuhan sektor keuangan. Pertumbuhannya pun melebihi indeks harga saham gabungan (IHSG). Sejak awal tahun, sektor industri dasar dan kimia mencatat pertumuhan hingga 17,08% year-to-date (ytd). Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan IHSG yang hanya mencapai angka 12,37% ytd. Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Taye Shim melihat, tingginya pertumbuhan sektor ini ditopang oleh dua saham milik taipan Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan induknya, PT Barito Pacific Tbk (BRPT). "Indonesia masih sangat tergantung pada impor petrokimia. Rencana TPIA untuk menambah kapasitas produksinya membuat performa pendapatan serta membuat harga sahamnya terus menanjak naik di tahun ini," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (30/11). Sebagai informasi, perusahaan petrokimia ini memang berencana menambah kapasitas produksi butadine menjadi 137.000 ton. Mereka pun hendak menambah kapasitas pabrik polietilena menjadi 776.000 ton per tahun dan pabrik polipropilena menjadi 590.000 ton per tahun. Taye pun optimistis sektor industri dasar dan kimia ini masih bisa tumbuh di tahun 2018. Selain berkat rencana penambahan kapasitas oleh TPIA, rencana akuisisi perusahaan energy terbarukan Star Energy yang akan dilakukan BRPT juga bisa mendorong kinerja sektor ini menjadi lebih baik di tahun depan. Pada penutupan perdagangan Kamis (30/11), saham TPIA ditutup di level Rp 5.475 per saham. Sedangkan saham BRPT ditutup di angka Rp 2.270 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Chandra Asri dan Barito jadi mesin industri dasar
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja sektor industri dasar dan kimia sepanjang tahun ini menyusul pertumbuhan sektor keuangan. Pertumbuhannya pun melebihi indeks harga saham gabungan (IHSG). Sejak awal tahun, sektor industri dasar dan kimia mencatat pertumuhan hingga 17,08% year-to-date (ytd). Angka ini lebih tinggi dari pertumbuhan IHSG yang hanya mencapai angka 12,37% ytd. Kepala Riset Mirae Asset Sekuritas Taye Shim melihat, tingginya pertumbuhan sektor ini ditopang oleh dua saham milik taipan Prajogo Pangestu, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) dan induknya, PT Barito Pacific Tbk (BRPT). "Indonesia masih sangat tergantung pada impor petrokimia. Rencana TPIA untuk menambah kapasitas produksinya membuat performa pendapatan serta membuat harga sahamnya terus menanjak naik di tahun ini," ujarnya kepada KONTAN, Kamis (30/11). Sebagai informasi, perusahaan petrokimia ini memang berencana menambah kapasitas produksi butadine menjadi 137.000 ton. Mereka pun hendak menambah kapasitas pabrik polietilena menjadi 776.000 ton per tahun dan pabrik polipropilena menjadi 590.000 ton per tahun. Taye pun optimistis sektor industri dasar dan kimia ini masih bisa tumbuh di tahun 2018. Selain berkat rencana penambahan kapasitas oleh TPIA, rencana akuisisi perusahaan energy terbarukan Star Energy yang akan dilakukan BRPT juga bisa mendorong kinerja sektor ini menjadi lebih baik di tahun depan. Pada penutupan perdagangan Kamis (30/11), saham TPIA ditutup di level Rp 5.475 per saham. Sedangkan saham BRPT ditutup di angka Rp 2.270 per saham. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News