JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk kembali berencana membenamkan investasi untuk naphta cracker atau bahan baku petrokimia. Mereka mengalokasikan total dana investasi mencapai US$ 6 miliar. Ambisi Chandra Asri adalah menambah kapasitas produksi naphta cracker sebanyak 1,8 juta ton per tahun. Kapasitas produksi tersebut dua kali lipat dari kapasitas produksi mereka saat ini, yakni 900.00 ton naphta cracker. Sejauh ini Chandra Asri merupakan satu-satunya produsen naphta cracker dalam negeri. Alokasi investasi Chandra Asri tersebut lebih besar ketimbang investasi naphta cracker tahun 2013 yakni US$ 380 juta. Kala itu, Chandra Asri berkongsi dengan Toyo Engineering Corporation, perusahaan asal Jepang.
Maklum, besaran investasi naphta cracker berbanding lurus dengan kapasitas produksi yang dibangun. "Untuk bangun pabrik naphta cracker dengan kapasitas 1 juta ton saja, setidaknya butuh US$ 5 miliar," terang Suryandi, Direktur PT Chandra Asri Petrochemical Tbk saat dihubungi KONTAN, Selasa (14/2) Namun, paling tidak investasi jumbo Chandra Asri menjanjikan. Selain permintaan pasar lokal yang masih besar, mereka mendapat restu dari Kementerian Perindustrian (Kemprin). Pasalnya, kapasitas produksi naphta cracker Indonesia kalah jauh ketimbang negara tetangga. Sebut saja Singapura dengan kapasitas produksi 3,8 juta ton dan Thailand dengan kapasitas produksi 5 juta ton. Malah, Kemprin mendorong agar Chandra Asri mempercepat realisasi penambahan kapasitas produksi 1,8 juta ton naphta cracker tadi dalam waktu lima tahun. Pada saat yang bersamaan, Kemprin akan memberikan insetif fiskal bagi mereka.