Chandra Asri Menjual Surat Utang Bertenor Lima Tahun



JAKARTA. Rencana penerbitan obligasi anak perusahaan PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri, semakin gamblang. Chandra Asri akan menerbitkan obligasi dalam denominasi dollar Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 250 juta dengan jangka waktu lima tahun.

Sejak pekan lalu, Chandra Asri sudah mulai menjajakan obligasi itu di beberapa negara Asia dan London. Mengutip Bloomberg, kemarin (27/10), Chandra Asri akan melanjutkan roadshow ke AS.

Agen penjual DBS Group Holdings Ltd dan Deutsche Bank AG akan mengatur pertemuan dengan investor di New York Rabu ini (28/10), Boston pada 29 Oktober, dan Los Angeles pada 30 Oktober 2009.Dua lembaga pemeringkat internasional juga sudah memberikan rating untuk obligasi Chandra Asri itu. Moody's Investor


Service memberikan peringkat khusus alias provisional rating (P)B2 bagi Chandra Asri dan (P)B2 untuk obligasi tersebut. Moody's akan mencabut status provisional setelah obligasi tersebut terbit.

Sedangkan Standard & Poor's memberi peringkat B+ bagi utang obligasi tersebut. Kedua lembaga rating ini memberi outlook stabil.

Dalam laporan pemeringkatan, Moody's menyebutkan obligasi dollar itu akan diterbitkan oleh Altus Capital Pte Ltd, anak usaha Chandra Asri. Obligasi itu mendapat jaminan penuh Chandra Asri dan anak usahanya.

Sampai sekarang Manajemen BRPT masih belum bersedia mengomentari rencana penerbitan obligasi anak usahanya itu. "Chandra Asri sampai saat ini masih melakukan penjajakan sehingga kami belum bisa berkomentar lebih jauh," kata Agustino Sudjono, Hubungan Investor BRPT kepada KONTAN, kemarin (27/10).Bayar utang

Dalam laporannya, Moody's juga mengungkap rencana penggunaan dana obligasi itu. Menurut Moody's, Chandra Asri akan memakai US$ 157 juta dana dari hasil penerbitan obligasi untuk membayar seluruh utang yang mereka terima dari perbankan. Sisanya akan mereka gunakan untuk membayar utang subordinasi dari Strategic Investment Holdings Ltd, yang dulu merupakan pemegang saham Chandra Asri.

Menurut laporan keuangan BRPT per Juni 2009 lalu, Chandra Asri memiliki utang perbankan sebanyak US$ 178 juta. Utang ini merupakan Term Facility Agreement (TFA) dari DBS Bank Limited, Standard Chartered Bank Stanchart, dan Sumitomo Mitsui Banking Corporation cabang Singapura. Sedangkan utang Chandra Asri kepada Strategic Investment Holding Ltd sebesar US$ 82,5 juta.

Awalnya total utang perbankan Chandra Asri mencapai US$ 200 juta dengan bunga SIBOR plus 2,75%. Sampai saat ini Chandra Asri telah membayar cicilan pertama dan bunga sebesar US$ 24 juta.

Dalam TFA tadi, Chandra Asri harus memenuhi kriteria tertentu mengenai rasio keuangan. Nah, pada 30 Juni 2009, Chandra Asri gagal memenuhi ketentuan tersebut, sehingga bank menyatakan utang itu jatuh tempo seketika.

Chandra Asri kemudian meminta penangguhan kegagalan pemenuhan rasio keuangan kepada agen peminjaman, Stanchart. Pada 26 Agustus 2009 lalu, Stanchart menyetujui permintaan Chandra Asri.

Saat ini BRPT memiliki 70% saham Chandra Asri, baik secara langsung maupun lewat tangan lain. Chandra Asri dan anak usaha lain di bidang petrokimia menjadi kontributor utama pendapatan BRPT. Per Juni 2009, Chandra Asri, PT Styrindo Mono Indonesia, dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk menyumbang Rp 6,45 triliun atau 98,77% pendapatan BRPT.

Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham BRPT turun 4,55% menjadi Rp 1.470 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan