CILEGON. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) hari ini (18/1) akan meresmikan pembangunan pabrik kimia jenis butadiene yang pertama di Indonesia. Peresmian pabrik rencananya dilakukan oleh Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat dengan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan. Pabrik berkapasitas produksi 100.000 ton per tahun itu menelan dana investasi senilai US$ 145 juta, dan ditargetkan beroperasi mulai 2013 mendatang. Untuk operasional pabrik, CAP mempercayakannya kepada PT Petrokimia Butadiene Indonesia. Sekedar gambaran, butadiene merupakan bahan baku industri synthetic butadiene rubber, campuran untuk bahan baku pembuat ban. Selain peresmian pabrik ini, CAP juga meresmikan pabrik baru polypropylene berkapasitas produksi 480.000 ton per tahun. Sebelumnya, pabrik ini memiliki kapasitas produksi 36.000 ton per tahun. Dalam rilis yang diterima KONTAN, MS Hidayat menyebutkan, industri petrokimia merupakan salah satu pilar pembangunan industri nasional. Dengan keterkaitan luas dari hulu ke hilir, petrokimia menjadi dasar industri di Asia, Amerika Serikat, Eropa juga di Afrika. "Industri petrokimia didasari prinsip optimalisasi perolehan nilai tambah terhadap berbagai sumber kekayaan alam yang ada," jelas MS Hidayat dalam siaran persnya hari ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Chandra Asri mulai membangun pabrik butadiene
CILEGON. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP) hari ini (18/1) akan meresmikan pembangunan pabrik kimia jenis butadiene yang pertama di Indonesia. Peresmian pabrik rencananya dilakukan oleh Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat dengan Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan. Pabrik berkapasitas produksi 100.000 ton per tahun itu menelan dana investasi senilai US$ 145 juta, dan ditargetkan beroperasi mulai 2013 mendatang. Untuk operasional pabrik, CAP mempercayakannya kepada PT Petrokimia Butadiene Indonesia. Sekedar gambaran, butadiene merupakan bahan baku industri synthetic butadiene rubber, campuran untuk bahan baku pembuat ban. Selain peresmian pabrik ini, CAP juga meresmikan pabrik baru polypropylene berkapasitas produksi 480.000 ton per tahun. Sebelumnya, pabrik ini memiliki kapasitas produksi 36.000 ton per tahun. Dalam rilis yang diterima KONTAN, MS Hidayat menyebutkan, industri petrokimia merupakan salah satu pilar pembangunan industri nasional. Dengan keterkaitan luas dari hulu ke hilir, petrokimia menjadi dasar industri di Asia, Amerika Serikat, Eropa juga di Afrika. "Industri petrokimia didasari prinsip optimalisasi perolehan nilai tambah terhadap berbagai sumber kekayaan alam yang ada," jelas MS Hidayat dalam siaran persnya hari ini.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News