Chandra Asri Petrochemica (TPIA) sebut pasar petrokimia cenderung stabil



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Perusahaan Petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA, anggota indeks Kompas100 ini,) melihat Pasar Perusahaan Petrokimia terpantau stabil hingga semester satu tahun ini. Diperkirakan, kondisi ini akan berlangsung hingga semester dua nanti.

"Saya kira juga akan stabil di semester dua nanti karena tidak ada isu yang mempengaruhi pasar secara signifikan," kata Sekretaris Perusahaan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Suhat Miyarso ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (10/6).

Saat ini, industri petrokimia tanah air masih bergantung oleh impor sebesar 45%. Sementara 55% diantaranya dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Akan tetapi Suhat tidak terlalu khawatir dengan kondisi global seperti perang dagang antara China dan Amerika Serikat karena tidak akan berdampak langsung dalam waktu dekat.


Hal ini juga dirasakan oleh induk perusahaan TPIA, PT Barito Pasific Tbk. Allan Alcazar, Investor Relation PT Barito Pacific, melihat industri petrokimia masih kondusif sejauh ini. Kondisi ini dikarenakan pertumbuhan demand yang diperkirakan sejalan dengan PDB.

"Harga bahan baku dan harga jual produk mengalami dampak dari kondisi industri petrokimia global, tetapi secara tidak langsung ," kata Allan ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (10/6). Disebutkan, ada beberapa faktor yang dapat berpengaruh seperti volatilitas harga minyak bumi serta ketidakpastian dari perang dagang antara China dan Amerika Serikat.

Sebagai tambahan informasi, saat ini TPIA terus menggarap proyek pabrik baru yakni pabrik Polyethylene. Rencananya, pabrik tersebut akan berproduksi di kuartal IV tahun ini. Kapasitas yang ada saat ini sebesar 336.000 ton per tahun, dengan kehadiran pabrik baru akan menambah kapasitas pabrik sebesar 400.000 ton per tahun. Sehingga nantinya total kapasitas pabrik menjadi 736.000 ton per tahun.

TPIA berharap kehadiran pabrik baru ini dapat berkontribusi untuk memenuhi kebutuhan Polyethylene dalam negeri, sekaligus mensubtitusi impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini