KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (
TPIA) tetap yakin bakal membukukan pertumbuhan pendapatan di tahun 2019 ini. Direktur SDM dan Urusan Korporat PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Suryandi mengungkapkan pihaknya tetap optimistis membukukan pertumbuhan pendapatan di 2019, namun ia masih belum mau membeberkan seberapa besar kenaikannya. "Kami tetap berharap pendapatan bersih tetap naik di tahun ini. Kenaikannya bergantung pada harga jual produk,"ujar Suryandi Kamis (28/3)
Selain itu, kata Suryandi
TPIA juga ada penambahan kapasitas untuk pabrik
polyethylene dan pabrik
polypropylene yang merupakan bahan baku plastik sehingga bisa memiliki margin yang lebih baik. "Dengan demikian, produk kami jadi lebih variatif dan skalanya berbeda. Harga pokok penjualan diharapkan stabil sekalipun harga jual fluktuatif," imbuhnya. Untuk ekspansi tahun ini,
TPIA menganggarkan belanja modal alias
capex sebesar US$ 465 juta yang bersumber dari kas internal dan pinjaman bank. Adapun realisasi
capex di 2018 sebesar US$ 354 juta dari anggaran awal yang senilai US$ 400 juta. "Mayoritas
capex dipakai untuk peningkatan kapasitas produksi
propylethylene dan
polyethylene dan persiapan pembangunan kompleks pabrik II PT Chandra Asri Perkasa," imbuh Suryadi. Sebelumnya
TPIA juga telah mendapatkan pinjaman sebesar US$ 380 juta pada bulan Desember 2018 lalu untuk membiayai pembangunan pabrik polyethylene baru berkapasitas 400 kilo ton (KT) per tahun. Pinjaman itu didapat dari The Japan Bank For International Cooporation (JBIC) dan BNP Paribas Cabang Tokyo Rencananya, pabrik CAP II milik TPIA ini akan memiliki kapasitas terpasang sebesar 2.100 KT. Rinciannya, pabrik CAP II ini mampu memproduksi produk
ethylene dengan kapasitas 1.100 KT,
propylene dengan kapasitas 600 KT,
mixed C4 dengan kapasitas 400 KT. Jika pabrik CAP II ini rampung, maka kapasitas produksi TPIA bakal mencapai 3.000 KT. Pabrik CAP memiliki kapasitas 900 KT. Presiden Direktur TPIA Erwin Ciputra menambahkan kenaikan pendapatan tahun ini akan ditopang oleh optimisme TPIA atas pertumbuhan permintaan domestik. Saat ini lebih dari 50% permintaan tersebut masih dipenuhi dari impor. Di 2019, TPIA fokus pada penyelesaian pembangunan pabrik
polyethylene yang ditargetkan rampung pada kuartal III 2019 dan menambah kapasitas pabrik
polypropylene menjadi 590 KT per tahun atau naik 23% pada akhir 2019.
"Hal ini sejalan dengan strategi kami untuk mendukung program pemerintah untuk mengurangi impor dan lebih terintegrasi ke hilir," tambah Erwin. Suryandi melanjutkan dari sisi laba bersih (
bottom line) masih akan tertekan di 2019 karena biaya operasional akan naik sebagai efek dari penyelesaian pembangunan dua pabrik baru TPIA tersebut dan diharapkan di 2020 sudah bisa ada perbaikan laba bersih dan margin jadi lebih baik lagi. "Selain itu laba bersih di tahun ini juga masih dipengaruhi oleh harga minyak yang masih fluktuatif," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi