KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen petrokimia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (
TPIA), melalui entitas anaknya, PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI) telah merampungkan proyek ekspansi produksinya. Setelah melalui tahap
shutdown atau
tie-in pada awal Maret lalu, pabrik Butadiene kemudian beroperasi kembali pada awal Juni dengan kapasitas baru sebesar 137.000 ton per tahun, atau penambahan 37% dari kapasitas sebelumnya sebesar 100.000 ton per tahun. Peningkatan kapasitas pabrik Butadiene ini bertujuan untuk menambah nilai dari kelebihan produksi Mixed C4, bahan baku untuk pabrik Butadiene, pasca ekspansi Cracker yang selesai pada 2015.
“Selesainya ekspansi pabrik Butadiene ini semakin memperkuat integrasi produk-produk kami di sektor hilir,” ujar Erwin Ciputra, Presiden Direktur PT Chandra Asri dalam rilis media yang diterima Kontan.co.id, (22/7). Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa ekspansi ini bakal memperkuat posisi TPIA di industri ini, terutama dengan adanya variasi produk bernilai tinggi untuk menjawab permintaan yang beragam. Disamping itu, TPIA juga tengah menyelesaikan pembangunan pabrik Polyethylene baru sebesar 400.000 ton per tahun yang kini telah mencapai lebih dari 50% setelah
groundbreaking pada Februari 2018. Fasilitas pabrik baru ini akan menghasilkan High Density Polyethylene (HDPE), Linear Low Density Polyethylene (LLDPE), dan Metallocene LLDPE (mLLDPE). Selain itu, penambahan 400 ribu ton/tahun produk PE ini akan menjadi pasokan baru produk PE dalam negeri yang permintaannya diperkirakan mencapai sekitar 1,4 juta ton/tahun dan cenderung terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi. Selain kedua proyek tersebut, Chandra Asri Petrochemical saat ini tengah mengoptimalkan fasilitas-fasilitas yang dimiliki, diantaranya dengan melakukan revamp furnace yang akan menambah kapasitas Ethylene menjadi 900.000 ton per tahun dari 860.000 tom per tahun serta debottlenecking pabrik Polypropylene yang akan menaikkan kapasitas sebesar 110.000 ton per tahun menjadi 590.000 prt tahun. Sejalan dengan upaya Perseroan untuk lebih terintegrasi ke hilir, Perseroan juga tengah melangsungkan pembangunan pabrik Methyl Tert-Butyl Ether (MTBE) dan Butene-1 pertama di Indonesia, masing-masing sebesar 127.000 ton per tahun dan 43.000 ton per tahun. Kedua pabrik baru ini akan menyerap Raffinate-1 yang dihasilkan oleh pabrik Butadiene Perseroan. Begitupula dengan pabrik karet sintetis Perseroan melalui PT Synthetic Rubber Indonesia, perusahaan joint venture dengan Michelin, juga akan segera diresmikan dan beroperasi secara komersial.
Komplek Petrokimia kedua Lantas, untuk mengantisipasi peningkatan permintaan di tahun-tahun mendatang, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk melalui anak usahanya, PT Chandra Asri Perkasa (CAP2), berencana membangun kompleks petrokimia kedua yang akan menghasilkan 1,1 juta ton/tahun Ethylene, 600 ribu ton/tahun Propylene, 175.000 ton per tahun Butadiene, 363.000 ton per tahun Benzene, 450.000 ton per tahun HDPE, 300.000 ton per tahun LDPE dan 450.000 ton per tahun Polypropylene untuk operasi setahun penuh. Direncanakan pada akhir 2018 mendatang, CAP2 akan menyelesaikan Basic Engineering Design diikuti dengan keputusan investasi akhir yang diharapkan sudah ada pada awal 2020 dan pengoperasian secara komersial direncanakan mulai pada awal 2024. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia