KONTAN.CO.ID – JAKARTA. PT Chandra Asri Pacific Tbk (
TPIA) menyiapkan belanja modal alias capital expenditure (capex) senilai US$ 400 juta tahun ini. Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporat Chandra Asri Suryandi mengatakan, mayoritas dari capex atau mencapai US$ 300 juta akan digunakan untuk Pembangunan pabrik chlor-alkali dan ethylene dichloride (pabrik CA-EDC) terintegrasi berskala dunia. “Ini menunjukkan keseriusan kami melaksanakan proyek tersebut. Proyek ini memakan waktu 26 bulan sampai 28 bulan untuk selesai,” kata Suryandi dalam paparan publik insidentil yang digelar Rabu (10/1). Pada saat pabrik ini rampung, Suryandi berharap bisa berkontribusi positif terhadap margin TPIA
Baca Juga: Chandra Asri Petrochemical (TPIA) Berubah Jadi PT Chandra Asri Pacific, Ini Alasannya Pabrik CA-EDC yang nantinya dioperasikan oleh anak usaha Chandra Asri Perkasa (CAP) 2, yakni PT Chandra Asri Alkali, yang akan memproduksi 500.000 metrik ton ethylene dichloride per tahun serta lebih dari 400.000 metrik ton caustic soda per tahun. Kehadiran pabrik CA-EDC diharapkan dapat membantu kekurangan bahan baku di Asia Tenggara. Direktur Chandra Asri Edi Rivai menimpali, caustic soda merupakan material penting untuk hilirisasi nikel. Caustic soda menjadi salah satu bahan baku refinery (pemurnian) dari nikel. Selain pemurnian nikel, caustic soda juga digunakan untuk industri sabun dan deterjen Indonesia sendiri diprediksi mengalami defisit hingga 462 kilo ton caustic soda pada tahun 2026. “Posisi caustic soda sangat penting untuk pengembangan electric vehicle (EV), yang saat ini masih banyak diimpor,” kata Edi.
Sedangkan produksi EDC di Asia Tenggara berada jauh di bawah permintaan regional, yaitu setara dengan 80% permintaan EDC regional. Produk EDC biasanya digunakan pabrik VCM-PVC untuk aplikasi penggunaan akhir, termasuk industri konstruksi & pengemasan. TPIA berkongsi dengan Indonesia Investment Authority (INA) untuk memulai kemitraan strategis. TPIA juga sudah menunjuk licensor teknologi vinil terkemuka asal Amerika Serikat. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .