Chandra Asri (TPIA) berencana merger dengan anak usaha



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengumumkan rencana penggabungan usaha (merger) dengan anak usahanya, PT Styrindo Mono Indonesia. Mengutip keterbukaan informasi di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), rencana penggabungan usaha ini bertujuan untuk menciptakan perusahaan petrokimia yang lebih terintegrasi di Indonesia, yang kegiatan usahanya meliputi sebagian besar aspek rantai produksi petrokimia.

Manajemen TPIA menyebut, kombinasi ini akan menciptakan perusahaan yang lebih kuat dan lebih mampu bersaing dengan pemain petrokimia utama regional yang sebagian besar telah terintegrasi. Hal ini diperlukan terutama dalam menghadapi siklus industri petrokimia.

Menurut manajemen, terdapat tiga hal yang menjadi pertimbangan penggabungan usaha ini. Pertama, keberadaan Styrindo Mono Indonesiaselaku badan hukum yang terpisah menimbulkan berbagai transaksi antar perusahaan seperti penagihan biaya antar perusahaan (inter company charges) dan penempatan karyawan. Transaksi-transaksi tersebut menimbulkan beban administrasi tambahan.


Kedua, penggabungan TPIA dengan Styrindo Mono Indonesia akan mengintegrasikan proses produksi secara keseluruhan, pemetaan produk yang lebih baik, serta meningkatkan sinergi pengadaan dan akuntansi. Sehingga, akan meningkatkan kinerja operasional yang akan menciptakan perusahaan yang lebih sinergis, kuat dan lebih efisien.

Baca Juga: Chandra Asri Petrochemical (TPIA) bakal terbitkan obligasi senilai Rp 600 miliar

Terakhir, penggabungan akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kegiatan usaha sehari-hari dari TPIA. “Oleh karenanya akan menguntungkan seluruh pemangku kepentingan termasuk pemegang saham publik dari Chandra Asri,” tulis manajemen Chandra Asri, Rabu (14/10).

Adapun salah satu persyararan merger ini adalah diperolehnya persetujuan pemegang saham, baik Styrindo Mono Indonesia dan TPIA, yang akan diperoleh dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Baik TPIA dan Styrindo Mono Indonesia akan menggelar RUPSLB pada 7 Desember 2020 mendatang. Adapun rencananya tanggal efektif penggabungan akan dilakukan pada 1 Januari 2021, atau tanggal lain yang disetujui oleh TPIA dan Styrindo Mono Indonesia.

Baca Juga: Harga petrokimia tertekan, Pefindo menurunkan outlook Barito Pacific (BRPT)

Mengutip laman resmi induk usaha TPIA, yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT), Styrindo Mono Indonesia merupakan entitas anak TPIA yang didirikan pada tahun 1991. Styrindo Mono Indonesia adalah satu-satunya manufaktur styrene monomer di Indonesia hingga saat ini dengan kapasitas produksi 340 kiloton per annum (KTA) yang berlokasi di Bojonegara, Serang, Provinsi Banten.

Styrene monomer, produk utama Styrindo Mono Indonesia, merupakan bahan bagi industri hilir seperti PS (Polystyrene), EPS (Expanded Polystyrene), SAN (Styrene Acrylonitrile), ABS (Acrylonitrile Butadiene Styrene), SBR (Styrene Butadiene Rubber), SBL (Styrene Butadiene Latex) dan UPR (Unsaturated Polyester Resin).

Baca Juga: Star Energy Geothermal segera terbitkan green bond US$ 1,11 miliar? Ini kata Bos BRPT

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati