Chandra Asri (TPIA) fokus untuk ekspansi kapasitas



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA, anggota indeks Kompas100 ini) akan terus ekspansi kapasitas. Emiten petrokimia ini juga membereskan pabrik

Suryandi, Direktur Direktur SDM dan Urusan Korporat PT Chandra Asri Petrochemical Tbk menjelaskan, perseroaan tahun ini fokus dalam penyelesaian pabrik Polyethylene (PE) . Hal ini seiring dengan keinginan pemerintah yang mau mengurangi impor polyethylene atau polietilena.

TPIA saat ini memang sedang getol mengerek kapasitas produksi. Anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini berniat menambah kapasitas produksi polietilena sekitar 400 kilo ton per tahun lagi.


Saat ini, kapasitas produksi baru mencapai 336 kilo ton per tahun. Dengan begitu, total kapasitas akan naik lebih dari dua kali lipat menjadi 736 kilo ton per tahun.

Peningkatan kapasitas produksi ini seiring masih tingginya permintaan polietilena di Indonesia. Kebutuhan polietilena dalam negeri mencapai 1,4 juta ton per tahun.

Hingga Juni ini pembangunan pabrik polietilena di Cilegon, Banten, ini sudah dalam tahap penyelesaian. Ditargetkan dalam akhir tahun bisa selesai dan tahun 2020 sudah bisa produksi secara komersial.

Pabrik baru tersebut akan memproduksi high density polythylene (HDPE), linear low density polyethylene (LLDPE) dan metallocene LLDPE (MLLDPE). TPIA juga berniat meningkatkan kapasitas produksi polipropilena.

"Kami harap dengan adanya ekspansi ini perusahaan swasta yang sudah punya kontrak dengan kami bisa melanjutkan kontrak yang sudah ada," katanya, Senin (17/6).

Menurutnya pelanggan kebanyakna dari perusahaan swasta. Calon pelanggan seperti PT Argha Karya Prima, Indopoly, Ria Sentosa dan lainnya.

Kebanyakan produk digunakan untuk kebutuhan bahan baku kemasan dan produk kimia turunan lainnya.

Selain itu TPIA juga ingin ekspansi jangka panjang hingga tahun 2025. Ditargetkan akan terlaksana peningkatan kapasitas dua kali lipat dari sekarang.

Suryandi menjelaskan produksi Ethylene saat ini mencapai 860 ribu ton. Untuk kompleks kedua ditargetkan kapasitas naik 1 juta ton. "Ini baru tahap awal. Pemegang saham masih dari Barito Grup dan SCG," jelasnya.

Menurutnya nilai investasi baru akan dibeberkan pada tahun 2020. Perkiraan nilai investasi mencapai US$ 4 miliar sampai US$ 5 miliar.

Suryandi menjelaskan perusahaan tentu akan melihat fasilitas tax holiday dari pemerintah untuk memuluskan rencana ini.

Sebelumnya, TPIA memperoleh pembebasan pajak atau tax holiday atas investasinya di pabrik polietilena baru. Nilai proyek pabrik baru TPIA tersebut mencapai US$ 380 juta atau sekitar Rp 5,4 triliun.

"Tax Holiday kami masih coba cek dan daftarkan. Perkiraannya butuh waktu empat tahun untuk konstruksinya pembangunan pabriknya," katanya.

Mengenai proyeksi kinerja semester II-2019, Suryandi belum membeberkan. Menurutnya kondisi perang dagang antara Amerika Serikat dan China tak hanya pengaruh ke industri petrokimia tapi juga semua industri. "Untuk saat ini kami menjaga operasional pabrik agar produksi lancar," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto