KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (
TPIA) bakal menerbitkan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 7,16 miliar saham dengan nilai nominal Rp 200 per saham. Adapun, pemegang saham yang tidak menggunakan haknya untuk memesan saham baru dalam aksi korporasi ini maka sahamnya akan terdilusi sebesar maksimum 29%. Sebagai informasi,
TPIA akan meminta restu pemegang saham untuk melakukan rights issue dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 15 April 2021 mendatang.
Induk TPIA, PT Barito Pacific Tbk (
BRPT) mengungkapkan, dana yang didapatkan dari rights issue ini akan digunakan untuk pengembangan kompleks petrokimia kedua. "Dana akan digunakan sebagai pendanaan proyek kompleks petrokimia kedua, itu tujuan dari rights issue," kata Direktur Barito Pacific David Kosasih dalam paparan publik virtual, Senin (29/3). Pengembangan kompleks petrokimia kedua seiring dengan target
BRPT dalam membangun bisnis petrokimia yang terintegrasi. David menjelaskan, strategi bisnis BRPT dari dahulu adalah selalu meningkatkan kapasitas produksi dan memiliki fasilitas terintergasi dari hulu-hilir.
Baca Juga: Laba bersih Barito Pacific (BRPT) naik tipis jadi US$ 141 juta di tahun 2020 Adapun untuk kompleks petrokimia yang ada saat ini diklaim sudah terintegrasi penuh.
"Langkah kami selanjutnya adalah membangun kompleks petrokimia kedua yang perkiraan nilai investasinya sebesar US$ 5 miliar. Mengenai rincian struktur pendanaan, perusahaan akan memilih pendanaan yang paling optimal," jelas David. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, kompleks petrokimia kedua milik anggota indeks
Kompas100 ini, akan melipatgandakan kapasitas produksi saat ini, dari 4 juta ton per tahun menjadi 8 juta ton per tahun dengan diversifikasi produk mulai dari polyethylene, polypropylene, aromatics yang meliputi benzene, toluene, and xylene, mixed C4 dan Py-Gas. Produk-produk tersebut biasa digunakan untuk memproduksi kemasan, pipa, kabel, kendaraan, dan barang-barang rumah tangga konsumen. Rencananya, kompleks petrokimia kedua ditargetkan rampung pada 2024 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari