KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengalokasikan belanja modal atau Capex ebesar Rp 8,8 triliun pada 2025. Dana tersebut akan difokuskan untuk pembangunan pabrik klor-alkali (CA) dan ethylene dichloride (EDC) melalui anak usahanya, PT BP Chandra Asri Alkali. Direktur Legal, Hubungan Eksternal, dan Ekonomi Sirkular Chandra Asri Group, Edi Rivai, menyampaikan bahwa tahun ini perseroan hanya mengalokasikan belanja operasional (operational expenditure/opex) untuk kegiatan operasional biasa, sementara belanja modal diarahkan khusus untuk proyek pembangunan pabrik tersebut. Edi menjelaskan, langkah yang diambil Chandra Asri ini adalah membangun pabrik klor-alkali dan ethylene dichloride melalui anak usaha BP Chandra Asri Alkali guna memperluas sektor industri kimia domestik.
"Melalui proyek ini, Chandra Asri berkomitmen menciptakan lapangan kerja bernilai tinggi, memperkuat rantai nilai industri kimia dalam negeri, serta memenuhi kebutuhan pasar Indonesia yang terus berkembang,” ujar Edi Rivai dalam acara diskusi 'Peluang dan Tantangan Industri Kimia sebagai Proyek Strategis Nasional dalam Mendorong Pertumbuhan Ekonomi' di Jakarta, Jumat (14/3). Baca Juga: Chandra Asri Group Distribusikan Bantuan untuk Penanggulangan Bencana DKI Jakarta Chandra Asri akan mengadopsi teknologi dari Asahi Kasei Corporation untuk produksi kaustik soda serta teknologi dari Amerika Serikat untuk produksi EDC. Pabrik ini dirancang memiliki kapasitas produksi skala dunia, yakni 400 ribu ton per tahun dalam bentuk padat dan 827 ribu ton per tahun dalam bentuk cair untuk kaustik soda, serta 500 ribu ton per tahun untuk ethylene dichloride. Proyek ini telah melewati tahapan final investment decision (FID) pada triwulan pertama 2024 dan telah mengantongi berbagai perizinan, termasuk analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) yang diproses selama dua tahun. Selain itu, perseroan juga telah memperoleh Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) dan izin konstruksi laut untuk pembangunan dermaga. Pembangunan fisik pabrik dijadwalkan dimulai pada pertengahan 2025 dengan target operasional pada triwulan pertama 2027. Edi Rivai juga menjelaskan bahwa investasi yang telah dikeluarkan untuk proyek ini hingga 2024 mencapai Rp 1,26 triliun dari total investasi CIDC sebesar Rp 15 triliun. Dana tersebut digunakan untuk studi awal, penyelesaian FID, serta berbagai persiapan pembangunan. “Pada tahun ini, kami akan menggelontorkan Rp 8,8 triliun untuk memulai proyek, yang merupakan bagian dari pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi kedua Chandra Asri melalui PT Chandra Asri Perkasa,” tambahnya. Dalam pengembangannya, proyek ini merupakan bagian dari rekonstruksi strategi pembangunan kompleks petrokimia kedua Chandra Asri (CAP2). Awalnya, proyek ini dirancang dalam bentuk yang lebih luas, namun disesuaikan dengan kondisi geopolitik dan ekonomi sehingga didahulukan untuk pembangunan CA EDC terlebih dahulu.
TPIA Chart by TradingView