Chandra Asri (TPIA) rampung rights issue dengan nilai jumbo



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), Perusahaan petrokimia yang terintegrasi di Indonesia, menyelesaikan Penawaran Umum Terbatas III yang telah memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Seluruh saham baru yang diterbitkan telah disetor penuh dan Chandra Asri berhasil menambah modal sebesar Rp 15,5 triliun atau US$ 1,1 miliar, menjadi salah satu right issue terbesar di Bursa Efek Indonesia.

Setelah right issue, jumlah saham beredar TPIA meningkat sebanyak 3.794.366.013 saham (dari 17.833.520.260 menjadi 21.627.886.273 saham). Komposisi saham publik sekitar 8,2%, memenuhi persyaratan saham publik (free-float) dari Bursa Efek Indonesia. Pembeli siaga (standby buyer) yang mendukung keberhasilan transaksi adalah PT TOP Investment Indonesia, anak perusahaan Thai Oil Public Company Limited (Thaioil), kilang unggulan PTT Public Company Limited (PTT).


Pada Juli 2021, TPIA telah mengumumkan pemilihan Thaioil sebagai mitra terpilihnya untuk mendukung pengembangan kompleks petrokimia kedua (CAP2), melalui proses seleksi investor strategis yang kuat dan komprehensif. 

Baca Juga: Bursa Selasa (14/9) segera dibuka, cek rekomendasi 3 saham ini sebelum trading

Hasil bersih yang diperoleh akan digunakan untuk pengembangan dan pembangunan kompleks petrokimia terintegrasi kedua yang berskala global oleh anak Perusahaannya, PT Chandra Asri Perkasa yang antara lain akan terdiri dari unit cracker, olefin terpolimerisasi serta fasilitas dan utilitas terkait. 

Hal ini sejalan dengan strategi Chandra Asri untuk memperluas kapasitas produksi dan skala usaha untuk melayani kebutuhan pasar Indonesia.

Suryandi, Direktur Sumber Daya Manusia dan Urusan Korporasi Chandra Asri, mengatakan pihaknya dengan keberhasilan right issue ini dan menyambut Thaioil sebagai pemegang saham utama baru TPIA. 

"Pembiayaan yang diperoleh, memberi kami fondasi ekuitas yang kuat untuk melanjutkan rencana Perseroan dalam mengembangkan kompleks petrokimia kedua secepatnya. Kami berterima kasih atas dukungan berkelanjutan dari pemegang saham, investor, regulator dan pemangku kepentingan utama lainnya untuk membuat transaksi ini sukses dan luar biasa,” ujarnya dalam siaran pers, Rabu (15/9).

 
TPIA Chart by TradingView

Dengan keberhasilan pelaksanaan proses right issue dan injeksi ekuitas, Thaioil sekarang memegang 15% kepemilikan saham di Perusahaan, dan merupakan bagian dari pemegang saham utama serta sponsor Chandra Asri bersama Barito Pacific dan SCG Chemicals. 

Thaioil dan Chandra Asri juga telah menandatangani perjanjian penjualan dan pembelian bahan baku untuk pasokan nafta dan gas minyak 2 cair ke Chandra Asri dan CAP 2, serta perjanjian distribusi produk, untuk memberikan keamanan pasokan bahan baku dan membuka nilai lebih lanjut melalui sinergi. 

Tunduk pada Keputusan Investasi Akhir (FID) untuk CAP 2 yang ditargetkan untuk tahun 2022, Thaioil dan SCG Chemicals berkomitmen untuk berinvestasi lebih lanjut secara kolektif hingga US$ 0,4 miliar. 

Baca Juga: Penurunan IHSG diikuti net sell asing hingga Senin (13/9) siang

Metode investasi selanjutnya akan ditentukan oleh para pihak pada tahap selanjutnya dan tetap tunduk pada persetujuan pemegang saham Chandra Asri serta otoritas pemerintah terkait di Republik Indonesia.

Investasi di CAP 2 diproyeksikan sekitar US$ 5 miliar. Konstruksi diperkirakan akan memakan waktu 4 sampai 5 tahun, menciptakan 25.000 lapangan pekerjaan selama periode tersebut. Hal ini akan menggandakan kapasitas produksi Perseroan dari saat ini 4,2 juta ton per tahun menjadi lebih dari 8 juta ton per tahun. 

Hal ini akan membantu memenuhi permintaan domestik Indonesia yang terus meningkat, mengurangi ketergantungan impor, mengembangkan industri hilir petrokimia lokal, mendukung visi pemerintah untuk Industri 4.0, dan menciptakan karir jangka panjang yang bernilai tinggi.

Selanjutnya: IHSG bergerak liar pada awal perdagangan hari ini (8/9), net sell asing Rp 37,757 M

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli