JAKARTA. Prospek industri unggas (poultry) tahun ini diperkirakan masih kinclong. PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) misalkan, menargetkan produksi pakan ternak dan anak ayam usia sehari atau day old chick (DOC) pada tahun ini naik 7% hingga 8% dari tahun lalu. Target ini setara dengan rata-rata pertumbuhan industri pakan ternak dalam negeri, yang tumbuh 8% setiap tahunnya. Presiden Direktur CPIN, Tjiu Thomas Effendy mengatakan, untuk mencapai target tersebut, pihaknya menyiapkan belanja modal sebesar Rp 1,1 triliun-Rp 1,2 triliun dari kas internal. Dana tersebut diprioritaskan untuk sejumlah proyek seperti penambahan kapasitas produksi, perawatan, dan pengadaan fasilitas produksi. "Yang namanya bisnis pasti ada growth-nya. Kami akan sesuaikan belanja dengan pertumbuhannya," ujar Thomas, Selasa (23/5). Ia menjelaskan, pada tahun ini CPIN berencana untuk menambah fasilitas silo dan mesin pengering (dryer) untuk bahan baku jagung di dua lokasi, yaitu Gorontalo dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kedua daerah tersebut dianggap sebagai sentra penghasil jagung. "Kami akan bangun silo dan dryer di dekat sentra produksi jagung. Tahun ini belum mulai bangun, masih dalam tahap penghitungan," ungkap Thomas.
Charoen Pokphand target produksi tumbuh 8%
JAKARTA. Prospek industri unggas (poultry) tahun ini diperkirakan masih kinclong. PT Charoen Pokphand Indonesia (CPIN) misalkan, menargetkan produksi pakan ternak dan anak ayam usia sehari atau day old chick (DOC) pada tahun ini naik 7% hingga 8% dari tahun lalu. Target ini setara dengan rata-rata pertumbuhan industri pakan ternak dalam negeri, yang tumbuh 8% setiap tahunnya. Presiden Direktur CPIN, Tjiu Thomas Effendy mengatakan, untuk mencapai target tersebut, pihaknya menyiapkan belanja modal sebesar Rp 1,1 triliun-Rp 1,2 triliun dari kas internal. Dana tersebut diprioritaskan untuk sejumlah proyek seperti penambahan kapasitas produksi, perawatan, dan pengadaan fasilitas produksi. "Yang namanya bisnis pasti ada growth-nya. Kami akan sesuaikan belanja dengan pertumbuhannya," ujar Thomas, Selasa (23/5). Ia menjelaskan, pada tahun ini CPIN berencana untuk menambah fasilitas silo dan mesin pengering (dryer) untuk bahan baku jagung di dua lokasi, yaitu Gorontalo dan Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kedua daerah tersebut dianggap sebagai sentra penghasil jagung. "Kami akan bangun silo dan dryer di dekat sentra produksi jagung. Tahun ini belum mulai bangun, masih dalam tahap penghitungan," ungkap Thomas.