KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilihan Umum (Pemilu) yang berlangsung pada 17 April 2019 mendatang termasuk berbeda dengan masa waktu kampanye selama enam bulan. Kondisi ini dinilai kurang baik bagi kelangsungan industri, karena waktu wait and see para pelaku usaha menjadi lama. Meski harus diakui, pemilu tidak berdampak negatif bagi pergerakan bursa saham dan ekonomi nasional. Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, masa kampanye yang lama ini akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap iklim usaha dan investasi bila dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Menurutnya, investor akan wait and see lebih lama. "Ketika berbicara tentang iklim usaha dan investasi, wait and seenya terasa lebih lama. Ini berbeda dari sebelumnya karena ini kampanye terlama dalam sejarah pemilu kita. Jadi, wait and seenya enam bulan," ujar Yunarto, Kamis (17/1). Seperti diketahui, masa kampanye pemilu kali ini berlangsung sejak 23 September 2018 ini hingga 13 April 2019.
Charta Politika menilai masa kampanye yang terlalu lama tidak baik bagi dunia usaha
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemilihan Umum (Pemilu) yang berlangsung pada 17 April 2019 mendatang termasuk berbeda dengan masa waktu kampanye selama enam bulan. Kondisi ini dinilai kurang baik bagi kelangsungan industri, karena waktu wait and see para pelaku usaha menjadi lama. Meski harus diakui, pemilu tidak berdampak negatif bagi pergerakan bursa saham dan ekonomi nasional. Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya mengatakan, masa kampanye yang lama ini akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap iklim usaha dan investasi bila dibandingkan dengan pemilu sebelumnya. Menurutnya, investor akan wait and see lebih lama. "Ketika berbicara tentang iklim usaha dan investasi, wait and seenya terasa lebih lama. Ini berbeda dari sebelumnya karena ini kampanye terlama dalam sejarah pemilu kita. Jadi, wait and seenya enam bulan," ujar Yunarto, Kamis (17/1). Seperti diketahui, masa kampanye pemilu kali ini berlangsung sejak 23 September 2018 ini hingga 13 April 2019.