KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kembali masuknya arus modal di pasar keuangan menjadi angin segar bagi pemerintah karena rupiah dan pasar keuangan akan mendapatkan dampak positif, menjadikan menguatnya secara signifikan nilai tukar mata uang Garuda terhadap mata uang dollar Amerika Serikat (AS). Meski begitu, pemerintah diminta jangan terlalu terlena akan menguatnya nilai mata uang tukar rupiah terhadap dollar AS pada saat ini. Sebab, kegembiraan akan menguatnya rupiah tersebut hanya berlangsung sementara. Ekonom senior Chatib Basri menyatakan, arus modal yang masuk tersebut dimulai dari masuknya arus modal dari portofolio secara drastis akibat penurunan tingkat bunga The Fed. Suatu hari nanti akan kembali lagi ke luar karena sifatnya hot money. Seandainya The Fed menaikan kembali suku bunga dengan cepat dengan begitu situasi ekonomi seperti di tahun 2018 akan terulang. Jika melihat dalam jangka pendek dengan masuknya arus modal memang mendorong perekonomian, namun hal tersebut tak berkesinambungan. “Ketika The Fed melakukan normalisasi kebijakan moneter dengan menaikan tingkat suku bunga, maka terjadi arus modal keluar dan padar keuangan akan terguncang, nilai tukar rupiah akan jatuh,” ujar Chatib dalam akun Twitternya Senin (7/1).
Chatib Basri: Hati-hati, arus modal yang akan masuk bisa berbalik meninggalkan kita
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kembali masuknya arus modal di pasar keuangan menjadi angin segar bagi pemerintah karena rupiah dan pasar keuangan akan mendapatkan dampak positif, menjadikan menguatnya secara signifikan nilai tukar mata uang Garuda terhadap mata uang dollar Amerika Serikat (AS). Meski begitu, pemerintah diminta jangan terlalu terlena akan menguatnya nilai mata uang tukar rupiah terhadap dollar AS pada saat ini. Sebab, kegembiraan akan menguatnya rupiah tersebut hanya berlangsung sementara. Ekonom senior Chatib Basri menyatakan, arus modal yang masuk tersebut dimulai dari masuknya arus modal dari portofolio secara drastis akibat penurunan tingkat bunga The Fed. Suatu hari nanti akan kembali lagi ke luar karena sifatnya hot money. Seandainya The Fed menaikan kembali suku bunga dengan cepat dengan begitu situasi ekonomi seperti di tahun 2018 akan terulang. Jika melihat dalam jangka pendek dengan masuknya arus modal memang mendorong perekonomian, namun hal tersebut tak berkesinambungan. “Ketika The Fed melakukan normalisasi kebijakan moneter dengan menaikan tingkat suku bunga, maka terjadi arus modal keluar dan padar keuangan akan terguncang, nilai tukar rupiah akan jatuh,” ujar Chatib dalam akun Twitternya Senin (7/1).