KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen bahan kimia untuk industri tekstil PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) terus berupaya mengembangkan bisnisnya usai menggelar penawaran umum perdana saham beberapa waktu yang lalu. Sekretaris Perusahaan CHEM Wenty Akbar Rasjid mengungkapkan Chemstar Indonesia berencana untuk perluas pasar ke industri di luar tekstil, yaitu ke segmen kosmetik dan
food and beverage (F&B). "Sekarang ini penjualan CHEM ke pabrik-pabrik tekstil seperti Kahatex, Centex, Indorama dan lain-lain.
Market share Chemstar sekarang baru 2%-3%," ujarnya pada Kontan, Jumat (15/7).
Ia mengungkapkan ke depannya masih banyak peluang untuk meningkatkan
market share. Wenty bilang, peluang untuk meningkatkan
market share sangat besar, yang saat ini diperlukan yakni modal kerja. Dengan IPO, tantangan modal kerja ini jadi bisa teratasi.
Baca Juga: Integra Indocabinet (WOOD) Tetap Optimalkan Ekspor ke AS di Tahun Ini Sebagai informasi, dalam hajatan IPO, CHEM melepas sebanyak 500 juta saham baru atau sebanyak 29,41% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. CHEM melakukan IPO dengan harga Rp 150 per lembar saham. Dus, CHEM memperoleh dana segar Rp 75 miliar yang akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan serta modal kerja. Dari segi kinerja, CHEM juga membidik target optimistis yakni pertumbuhan 15% untuk
revenue tahun ini. Ini berarti, CHEM diproyeksi membukukan pendapatan sekitar Rp 103 miliar tahun ini. Target pertumbuhan sebesar 15% juga dipasang CHEM untuk 5 tahun mendatang. Dari segi laba, emiten baru ini menargetkan pertumbuhan sekitar 14,3%. Perkiraan ini tidak lepas dari karena kondisi permintaan yang tinggi dari akibat
supply-chain shock alias tidak terpenuhinya permintaan industri tekstil domestik. Ini seiring dengan krisis energi dan tingginya tarif logistik. Sebagai gambaran, pada tahun 2021 CHEM menorehkan pendapatan usaha sebesar Rp 89,62 miliar atau meningkat 13% bila dibandingkan dengan penjualan di tahun 2020 sebesar Rp 79,33 miliar. Dengan raihan tersebut, CHEM berhasil membukukan peningkatan laba bersih sebesar 192% secara tahunan, dibandingkan pada tahun 2020 yang hanya tumbuh 14%. "Upaya mencapai target kinerja, kami terus mencari prinsipal baru, penambahan tim
sales dan
marketing," imbuhnya.
Baca Juga: Fortune Indonesia (FORU) Berhasil Kantongi Laba pada Tahun Lalu Sekarang ini, tantangan bisnis bagi CHEM salah satunya adalah inflasi dan kurs dolar AS. Untungnya, sambung Wenty, Chemstar sudah melalui siklus inflasi dan kurs dolar AS naik turun beberapa kali sejak berdirinya di tahun 2004. "Dengan pengalaman tersebut, kami mampu dan yakin untuk bisa mengatasi tantangan-tantangan bisnis CHEM," pungkasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi