Chemstar Indonesia (CHEM) Percaya Diri Penjualan Tumbuh 15% pada 2022, Ini Sebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ChemStar Indonesia Tbk (CHEM), produsen bahan kimia untuk industri tekstil membidik pertumbuhan penjualan hingga 15% year on year (yoy) di sepanjang 2022. Rencananya, Chemstar akan semakin ekspansif setelah mendapatkan dana segar hasil Initial Public Offering (IPO) pada 8 Juli 2022 mendatang. 

Melansir prospektusnya, ChemStar akan melepas saham sebanyak-banyaknya 500 juta saham baru  atau  29,41% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Adapun CHEM menetapkan harga penawaran umum perdana saham sebesar Rp 150 per saham. Menurut perhitungan Kontan.co.id, dalam aksi korporasi ini Chemstar akan meraih dana segar Rp 75 miliar. 

Direktur Utama Chemstar Indonesia, Kwee Sutrimo menjelaskan sesuai prospektus sebanyak 27,87% dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian tanah dan bangunan yang saat ini telah digunakan oleh Perusahaan sebagai pabrik dan kantor. Kemudian, sisanya akan digunakan untuk modal kerja khususnya pembelian persediaan untuk meningkatkan penjualan. 


Baca Juga: Chemstar Indonesia Menetapkan Harga IPO Pada Rp 150 Per Saham

“Kalau mau jualan lebih banyak, persediaan harus lebih tinggi. Selama ini kesulitan kami berkembang adalah ketersediaan modal kerja. Dengan IPO ini modal kerja lebih banyak sehingga penjualan akan lebih tinggi,” jelasnya saat ditemui di Jakarta, Selasa (5/7). 

Manajemen CHEM melihat bahwa industri tekstil saat ini mulai kembali bergairah mengikuti perbaikan kondisi perekonomian serta meredanya pandemi Covid-19. Dengan ini, banyak perusahaan yang merevitalisasi mesin sehingga jauh lebih efisien. Alhasil, terjadi peningkatan demand di industri tekstil. Melihat peluang ini, CHEM optimistis dapat meraih pertumbuhan penjualan sebesar 15% yoy di sepanjang tahun ini. 

Dengan bertambahnya modal kerja, produsen bahan kimia ini dapat meningkatkan persediaannya sehingga CHEM berniat untuk ekspansi ke industri lain di luar tekstil seperti ke makanan atau kosmetik. Pihaknya melihat bahwa saat ini industri makanan dan kosmetik mengalami perkembangan yang cukup pesat maka itu ada potensi pasar yang menjanjikan. 

“Chemical yang kami produksi ada yang sudah food grade sehingga kami sedang menjajaki sektor makanan atau kosmetik. Untuk industri makanan yang mau kami jajaki adalah pewarna makanan, bahan kimia pengawet makanan,” terangnya. 

Kwee menjelaskan, saat ini pihaknya belum memerlukan mesin baru karena mesin yang ada bisa dioptimalkan dengan mengembangkan variasi kimianya saja. 

Baca Juga: Chemstar Indonesia Membidik Dana Segar Rp 95 Miliar dari IPO

Tantangan kenaikan harga bahan baku 

Sejalan dengan melambungnya harga minyak dunia, membuat bahan baku bahan kimia ikutan meningkat. Di sisi lain, semua sektor industri juga mengalami tantangan dari hambatan rantai pasok (supply chain) yang terganggu serta adanya perang Rusia-Ukraina. Kwee menjelaskan bahwa persoalan ini sudah diduga sebelumnya. 

“Jadi yang kami lakukan untuk mengantisipasi itu adalah komunikasi secara intensif dengan prinsipal  terutama soal proyeksi untuk jual di market lokal. Jadi bahan baku yang butuhkan berapa banyak, apa yang dipersiapkan dan time schedule kami selalu komunikasikan sehingga supply bisa didapatkan dan masalah yang ada bisa diatasi,” ujarnya. 

Lantas dengan adanya kenaikan harga bahan baku tersebut, otomatis harga jual produk bahan kimia yang diproduksi CHEM juga ikut terkerek. Kwee menerangkan kenaikan yang terjadi bervariasi dan yang paling tinggi sekitar 20%-30%. 

 
CHEM Chart by TradingView

Namun, Kwee menjelaskan kenaikan harga tersebut tetap bisa diserap pasar. Seperti diketahui, saat ini kenaikan harga terjadi pada hampir selusuh komoditas atau di semua sektor industri sehingga kenaikan ini pun tetap diserap industri pemakai. 

Selain melakukan aksi korporasi IPO, CHEM juga masih memiliki potensi untuk mendapatkan dana segar tambahan ke depan dari konversi waran Perseroan sebanyak-banyaknya 250 juta Waran Seri I atau setara sebanyak-banyaknya 20,83 % dari modal disetor. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .