Chevron ajukan biaya proyek Gendalo-Gehem bisa hanya US$ 10 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Chevron Indonesia tengah menyusun proposal Plan of Development (POD) untuk proyek Indonesia Deep Water Development (IDD) tahap kedua yaitu proyek Gendalo-Gehem di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Harga minyak yang telah menembus level US$ 70 per barel pada tahun ini, mendorong Chevron kembali menyusun skema pengembangan Gendalo-Gehem. 

Pengajuan POD Gendalo-Gehem sempat lama tertunda akibat anjloknya harga minyak dalam beberapa tahun terakhir. Chevron kini bahkan mengklaim bisa memangkas biaya untuk proyek tersebut.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar membenarkan bahwa Chevron mengajukan pemotongan biaya di proyek Gendalo Gehem. Jumlah pemotongan biaya kurang dari 50% dari POD sebelumnya.


"Tidak sampai setengah. Signifikan dan besar iya cut cost-nya," ujar Arcandra sebelum Lebaran.

Pada tahun 2016, Chevron mengajukan biaya proyek Gendalo-Gehem mencapai US$ 12 miliar. Dengan pemangkasan biaya yang dijanjikan, biaya Proyek Gendalo-Gehem dalam POD yang baru mencapai sekitar US$ 6 miliar hingga US$ 10 miliar.

Hal ini ditegaskan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Djoko Siswanto yang menyebut biaya proyek Gendalo-Gehem bisa berkisar US$ 10 miliar. "Lebih kurang (US$ 10 miliar)," kata Djoko.

Dengan pemotongan biaya tersebut, Kementerian ESDM pun akan mengkaji POD yang diajukan Chevron. Rencananya, Menteri ESDM akan memberikan keputusan terkait pengembangan proyek Gendalo-Gehem pada akhir Juni 2018.

"Jadi IDD kita proses di akhir Juni,"pungkas Arcandra.

Pada April 2018 lalu, melalui pre-Front End Engineering and Design (Pre-FEED) Gendalo-Gehem yang telah dimulai pada Desember 2017, Chevron mengklaim telah menghasilkan optimalisasi konsep pengembangan dan dasar penyederhanaan rancangan. Optimalisasi tersebut menunjukkan pengembangan modal dan pengurangan biaya operasional yang signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia