Chevron Berencana Jual Kilang dan Pangkas 2.000 Karyawan



NEW YORK. Perusahaan minyak terbesar kedua di Amerika Serikat (AS), Chevron Corp berencana untuk menjual unit usahanya di sektor hilir yang berada di luar wilayah AS.

Salah satu unit usaha yang akan dijual Chevron adalah kilang minyak Pembroke di Wales, Inggris, dan sejumlah aset produksinya di Karibia dan Amerika Tengah. Langkah ini dilakukan Chevron untuk menekan kerugian dari kegiatan penyulingan minyak.

Mike Wirth, Wakil Presiden Eksekutif Industri Hilir Global Chevron, mengatakan, pihaknya juga berencana mengurangi belanja modal penyulingan kilang sebesar 23% di tahun ini dan mengurangi kegiatan operasi di Hawaii, Kenya, dan Pantai Gading. "Unit kami yang berbasis di California telah memangkas anggaran belanja modal dan pemeliharaan kilang dari US$ 3,1 miliar pada 2009 menjadi US$ 2,4 miliar di 2010," kata Mike.


Mike bilang, langkah efisiensi itu dilakukan dengan tujuan agar Chevron lebih berkonsentrasi pada kegiatan hilir di wilayah Amerika Utara dan Asia-Pasifik. "Kondisi pasar yang turun membuat perusahaan sulit bergerak dan bertahan untuk beberapa tahun ke depan," katanya.

Dia menambahkan, perusahaannya juga berencana untuk memangkas 2.000 tenaga kerja. Untuk itu, di kuartal pertama 2010, Chevron telah menyiapkan dana pesangon US$ 150 juta-US$ 200 juta.

Saat ini perusahaan ini lebih fokus terhadap peningkatan produksi minyak dan gas. Chevron menargetkan, produksi bersih tahunan harus meningkat 1% hingga tahun 2014. Setelah itu, produksi selama tiga tahun berikutnya mesti naik 4%-5% per tahun.

John Watson, Chief Executive Officer Chevron, mengatakan, unit penyulingan Chevron telah mengalami kerugian hingga US$ 613 juta di sepanjang kuartal keempat 2009. "Kilang yang bagus akan tetap ada di pasar itu. Namun, kilang yang produksinya buruk akan mendapat tekanan kompetisi yang berat," kata Watson.

Namun, Watson memberikan sinyal bahwa perusahaannya tidak akan menutup semua kilangnya seperti yang pernah dilakukan oleh Total SA, perusahaan minyak asal Prancis. "Kilang kami kompetitif. Isu bagi kita adalah kondisi industri yang sangat sulit sekarang ini," tambahnya.

Para analis memaklumi langkah Chevron menjual sejumlah kilang minyaknya. "Margin kilang minyak sudah sangat tipis, terutama di Eropa. Jadi, masuk akal Chevron menutup kapasitasnya di sana," kata Louis Gagliardi, analis dari IHS Herold di Norwalk, AS.

Editor: Johana K.