Chevron jajaki lapangan gas dan geothermal



JAKARTA. Produksi minyak yang senantiasa menurun mendorong perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Amerika Serikat, Chevron Corp terus berupaya menggenjot produksi gas di Indonesia. Maklum, berdasarkan data Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), produksi minyak Chevron Pacific Indonesia pada 2011 lalu mencapai sekitar 357.000 barrel oil per day (BOPD).

Sementara produksi minyak Chevron Indonesia Co mencapai sekitar 28.000 BOPD. Adapun total produksi minyak nasional tahun lalu mencapai sekitar 903.000 BOPD. Dengan begitu, Chevron masih menyumbang signifikan atau 42,6% dari produksi nasional.

Meski mampu menyedot minyak paling besar, namun A Hamid Batubara, Presiden Direktur PT Chevron Pacific Indonesia mengakui, produksi minyak di lapangan-lapangan Chevron terus turun. Hal ini memang bukan hanya dialami Chevron. “Bahkan di Timor Tengah dan beberapa negara produksi sudah flat,” ujarnya kepada KONTAN, Rabu (29/2).


Dari sederet lapangan migas, Chevron masih mengandalkan Blok Rokan. Berdasarkan pembahasan BP Migas dan Chevron, produksi minyak dari blok ini direncanakan sebesar 328.000 BOPD. "Kami punya lapangan yang ada di Riau, yang eks-Caltex Pasific Indonesia, ada di Rokan dan Blok Siak dan produksinya masih jadi tulang punggung produksi nasional,” lanjutnya.

Mengembangkan gas

Untuk mengoptimalkan produksi di lapangan-lapangan tua, Chevron menggunakan teknologi enhance oil recovery (EOR). Selain itu, perusahaan juga tetap mengusahakan penemuan baru di blok-blok tersebut, meski hasilnya tergolong kecil.

Chevron juga akan mengandalkan gas. Seperti saat ini, Chevron terus mengembangkan proyek gas laut dalam di Selat Makassar yang berpotensi menghasilkan 1.000 juta kaki kubik gas per hari (MMSCFD). Adapun potensi cadangan gas di lokasi itu diperkirakan mencapai 2,3 triliun kaki kubik per hari (TCF).

Proyek ini sering disebut Indonesia Deepwater Developmnet (IDD). “Sekarang dalam tahap front engineering design. Sebelumnya, kami melakukan final investment decision,” ujarnya. Selain proyek IDD ini, Chevron pun sedang melakukan survei seismik di Blok West Papua I dan West Papua III yang diperkirakan mengandung gas.

Sementara untuk listrik geothermal, lebih dari separuh kapasitas listrik geothermal yang ada di Indonesia, berasal dari Chevron. Beberapa lapangan panas bumi Chevron ialah lapangan Drajat, kapasitas 259 MW dan lapangan Salak, 377 MW. ”Sebanyak 40% potensi panas bumi dunia ada di Indonesia yang kalau dikonversikan menjadi listrik mencapai 27.000 megawatt (MW),” jelas Hamid.

Saat ini panas bumi Indonesia baru menghasilkan 1.150 MW listrik. Dari jumlah itu, yang dihasilkan Chevron mencapai 636 MW. Untuk meningkatkan produksi ini, Chevron melakukan eksplorasi di Suoh Sekincau, Lampung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie