Chevron Masih Belum Temukan Pengganti, Proyek IDD Bakal Mundur dari Target



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) milik Chevron berpotensi mengalami pemunduran jadwal operasi dari target yang sudah ditetapkan. Salah satu penyebabnya yakni belum adanya kepastian investor pengganti untuk proyek tersebut.

Seperti diketahui, Chevron memastikan bakal melepas hak partisipasinya di Proyek Strategis Nasional (PSN) yang ditargetkan onstream pada kuartal IV 2025 ini.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengungkapkan, sejumlah pihak sejatinya telah menyatakan minat untuk menggantikan Chevron. "Kita coba terus, ada beberapa yang berminat, langsung kita teruskan ke Chevron," ungkap Dwi dalam Konferensi Pers Virtual, Jumat (22/4).


Baca Juga: Proyek Strategis Nasional Migas Terdampak Kondisi Global, Begini Kondisinya

Dwi melanjutkan, pihaknya masih menanti perkembangan yang ada. Selain itu, SKK Migas pun juga telah berkali-kali mengirimkan surat agar segera ada kepastian untuk proyek tersebut. Dwi mengungkapkan, butuh setidaknya 4 sampai 5 tahun agar proyek dapat onstream. Dengan demikian, akan sulit mengejar target onstream yang sudah ditetapkan.

"Hari-hari ini kita sudah menghitung, bergeser nanti (jadwal onstream). Kita masih lihat itu," terang Dwi.

Dwi melanjutkan, jika berandai-andai maka salah satu calon investor yang cukup strategis yakni ENI. Jika kemudian ENI yang menggantikan Chevron maka jadwal onstream dipastikan juga bakal tetap mengalami pemunduran dari jadwal semula.

Baca Juga: Produksi Migas Tak Optimal, Waspada Defisit Anggaran Melebar

Akan tetapi, nantinya dipastikan bakal ada optimalisasi fasilitas oleh ENI untuk integrasi fasilitas di IDD dan fasilitas Floating Production Unit (FPU) Jangkrik yang dimiliki. Dwi menambahkan, jika kemudian ada investor pengganti lainnya maka ada kemungkinan pelaksanaan proyek bisa berjalan secara paralel.

Asal tahu saja, Proyek IDD Gendalo dan Gehem diperkirakan bakal menambah produksi minyak sebesar 27 ribu barel per hari (bph) dan gas sebesar 844 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Adapun, proyek ini menelan investasi mencapai US$ 6,98 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .