China: 90% BUMN China sudah beroperasi lagi pasca wabah virus corona



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Badan Pengawas Aset Negara China mengatakan, lebih dari 90% perusahaan milik negara China (BUMN) telah memulai kembali produksinya. Sebelumnya, banyak BUMN yang tak beroperasi setelah muncul kekhawatiran akan penyebaran wabah virus corona.

Melansir South China Morning Post, sekitar 48.000 anak perusahaan di bawah 96 perusahaan milik pemerintah pusat yang diawasi oleh badan pengawas telah melaporkan tingkat pengembalian pekerjaan sebesar 91,7%. Laporan ini menyusul berakhirnya kebijakan karantina dan kerja-dari-rumah yang diumumkan di seluruh negeri dalam lima minggu terakhir untuk menahan penyebaran virus corona baru.

“Khususnya, industri minyak dan gas, komunikasi, pembangkit listrik, transportasi memiliki tingkat operasi lebih dari 95%; beberapa telah mencapai tingkat 100%,” demikian penjelasan Pengawasan Aset dan Komisi Administrasi milik negara lewat akun WeChat yang dikelolanya, mengutip laporan CCTV.

Baca Juga: Aktivitas pabrik di China merosot ke rekor terendah akibat virus corona

Akibat virus corona, produksi ekonomi China telah berkurang tajam sejak akhir Januari, seiring langkah Beijing memperpanjang masa liburan Tahun Baru Imlek selama seminggu, di mana beberapa provinsi mengumumkan perpanjangan lebih lanjut hingga pertengahan Februari. 

Kebijakan ini didorong oleh efek penyakit Covid-19 yang disebabkan oleh virus, dan telah menyebabkan lebih dari 79.000 orang terinfeksi dan lebih dari 2.800 kematian di China daratan pada hari Minggu.

Baca Juga: Menakar efek virus corona terhadap kondisi pasar ponsel dalam negeri

Saat BUMN China tampaknya telah berhasil mengembalikan bisnis seperti biasa, metrik resmi lainnya untuk mengukur ekonomi China yang dilanda virus tidak begitu optimistis.

Mengutip Reuters, pada hari Sabtu (29/2/2020), China mengumumkan bahwa indeks manajer manufaktur (PMI) Februari telah melambat ke level terendah sepanjang masa di level 35,7. Hal ini menandakan kontraksi tajam dalam aktivitas pabrik. Ini juga merupakan tingkat yang lebih buruk daripada yang dicapai sebelumnya selama krisis keuangan global pada November 2008, ketika PMI turun menjadi 38,8.

Baca Juga: Virus corona memakan korban tewas pertama di Amerika Serikat (AS)

Data Biro Statistik Nasional (NBS) juga menunjukkan, PMI non-manufaktur China -ukuran sentimen di sektor jasa dan konstruksi- mengalami penurunan menjadi 29,6 dari 54,1 pada Januari. Menurut NBS, ini juga merupakan rekor terendah, di bawah level terendah sebelumnya sebesar 49,7 pada November 2011.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie