China Adopsi Taktik yang Lebih Berbahaya di 2022 sebagai Satu-satunya Pesaing AS



KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Pentagon mengatakan China mengambil tindakan yang lebih berbahaya, koersif, dan provokatif di Indo-Pasifik tahun ini, serta melakukan pencegatan yang berisiko terhadap pesawat AS di wilayah tersebut.

Mengutip Fox News, Departemen Pertahanan AS merilis laporan tahunannya mengenai kekuatan militer Tiongkok pada minggu ini. Pentagon memperingatkan bahwa Republik Rakyat China memandang kemitraan tanpa batas dengan Rusia sebagai hal yang integral untuk memajukan perkembangan dan kemunculannya sebagai kekuatan besar.

China menargetkan untuk menjadi “kekuatan nasional” dan mencapai “peremajaan besar bangsa Tiongkok” pada tahun 2049, kata Pentagon.


Para pejabat militer AS mengatakan Republik Rakyat Tiongkok merupakan negara yang berniat menjadi satu-satunya pesaing Amerika Serikat dan meningkatkan kapasitas untuk membentuk kembali tatanan internasional.

“RRT memandang Amerika Serikat mengerahkan upaya seluruh pemerintah yang bertujuan untuk menahan kebangkitan RRT, sehingga menimbulkan hambatan terhadap strategi nasionalnya,” demikian isi laporan tersebut.

Baca Juga: China dan Filipina Saling Tuding terkait Bentrokan di Laut China Selatan

Mengenai ambisi Tiongkok di Taiwan, Pentagon mengatakan PLA tahun lalu meningkatkan tindakan provokatif dan destabilisasi di dalam dan sekitar Selat Taiwan, termasuk penerbangan rudal balistik ke Taiwan, peningkatan penerbangan ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan, dan simulasi blokade gabungan dan simulasi operasi serangan senjata gabungan skala besar.

Hulu ledak semakin bertambah

Mengutip BBC, laporan yang sama yang dirilis oleh Pentagon juga mengatakan bahwa Beijing menargetkan untuk melipatgandakan persenjataannya menjadi lebih dari 1.000 hulu ledak pada tahun 2030.

Namun dikatakan bahwa China tetap berkomitmen pada kebijakan nuklir di mana mereka tidak akan melakukan serangan pertama.

Meskipun laporan tersebut mengatakan kenaikan tersebut melebihi proyeksi, namun persediaan China masih kalah dibandingkan Rusia dan Amerika Serikat.

Data yang dirilis Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm yang independen menunjukkan, Rusia memiliki persenjataan nuklir sekitar 5.889 hulu ledak dan Amerika Serikat dapat mengerahkan 5.244 hulu ledak.

Pada tahun 2021 Departemen Pertahanan AS, memperkirakan China memiliki sekitar 400 hulu ledak.

Baca Juga: Soal Tambahan Impor 1 Juta Ton Beras dari China, Ini Kata Bapanas

“Kami tidak mencoba untuk menyarankan perubahan yang sangat besar dari apa yang mereka (Tiongkok) harapkan… tapi kami memberikan penilaian bahwa mereka berada di jalur yang melampaui proyeksi sebelumnya,” kata seorang pejabat senior Pentagon kepada wartawan pada hari Kamis. 

Dia menambahkan bahwa masalah ini menimbulkan "banyak kekhawatiran" bagi AS.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie